English English Indonesian Indonesian
oleh

2.112 Kasus Bunuh Diri, Dominan Remaja Labil karena Putus Cinta

JAKARTA, FAJAR – Fenomena tingginya angka bunuh diri di Indonesia, menjadi perhatian banyak pihak. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah meneliti.

Hasilnya, korban kasus bunuh diri di kalangan remaja cukup tinggi. Persoalan asmara atau percintaan, tidak bisa diremehkan karena jadi salah satu pemicu utamanya. 

Kasus bunuh diri di kalangan remaja itu dipaparkan oleh Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Organisasi Riset Kesehatan, BRIN, Yurika Fauzia Wardhani. Dia memaparkan data sejak 2012 hingga 2023 terjadi 2.112 kasus bunuh diri.

Dia menjelaskan terdapat 985 kasus yang terjadi pada remaja atau sekitar 46,63 persen dari total kasus.

Yurika mengatakan usia SMA menjadi fase yang cukup krusial.

“Pada anak-anak SMA, ada perubahan (kehidupan) yang banyak,” katanya. Perubahan ini belum dirasakan ketika duduk di bangku SMP atau di bawahnya. Salah satu perubahan yang dia maksud adalah, mulai ada rasa cinta, suka, atau menyayangi terhadap lawan jenis. 

Pada anak-anak usia SMA itu, mulai muncul rasa dan ikatan percintaan. Urusan percintaan ini tidak bisa diremehkan. Pasalnya dalam data yang ia suguhkan, urusan percintaan ini menjadi kelompok alasan tertinggi nomor dua. Disusul masalah pribadi, masalah psikologi, dan masalah dengan keluarga. 

Ada beberapa solusi untuk mencegah kasus bunuh diri. Khususnya di kalangan remaja. Di antaranya adalah orang tua, guru, atau lingkungan bisa memahami kondisi remaja secara individu maupun kelompok. “Kemudian bersama-sama mencari solusi yang tepat, dari kacamata remaja,” tuturnya. 

News Feed