“Kami berikan 3 sampai 4 kali susu dan vitamin supaya bisa dipantau, setelah pemberian pertama kami timbang lagi dan seterusnya sampai pemberian terakhir,” urainya.
Hasil intervensi ini pun akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan laporan gizi masyarakat yang diinput secara online. “Jadi bukan kami yang tentukan, kami hanya menginput laporan gizi masyarakat melalui pengukuran petugas gizi,” jelasnya.
Selain bersumber dari DIF, upaya Dinas Kesehatan Sinjai dalam menekan angka stunting juga melalui pemberian makanan tambahan kepada bayi dan ibu hamil. Makanan tambahan yang diberikan berupa pangan lokal yang diolah petugas gizi bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga di setiap desa.
“Makanya kami optimis angka stunting bisa ditekan, apalagi ada 10 perangkat daerah bergerak secara bersama mengintervensi hal ini,” kuncinya.
Wakil Ketua Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemuda Muhammadiyah Sinjai, Saiful berharap anggaran yang bersumber dari Dana Insentif Fiskal (DIF) untuk penanganan stunting dapat tepat sasaran dan tepat guna kepada bayi yang mengalami stunting atau ibu hamil.
Sehingga, upaya untuk menekan angka stunting terealisasi dengan baik. Baik program yang bersentuhan langsung dengan penderita stunting maupun tidak secara langsung. “Ada 10 perangkat daerah mengeroyok penanganan stunting sesuai tupoksinya masing-masing, mudah-mudahan programnya bukan sekadar menggugurkan kewajiban,” pintanya. (sir)