FAJAR, MAKASSAR– Partai Golkar di Sulsel masih menjadi yang tertinggi dengan perolehan 18,24 persen. Selanjutnya disusul oleh Partai Gerindra dengan 14,59 persen, selanjutnya selisih yang tipis yakni partai NasDem 14,24 persen.
Senior Researcher and Data Scientist ARCHI Research dan Strategy, Hillman Wirawan mengatakan pihaknya telah melakukan survey partai di Sulsel. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan PT Doortodoor Strategy Indonesia yang juga merupakan anak perusahaan ARCHI yang berfokus pada penelitian sosial.
Dalam penelitian studi opini publik terkait partai politik dan presiden pilihan warga di Sulsel mengumpulkan respon 850 secara acakdengan teknik stratified multistage random sampling. Peneliti berpandangan bahwa jumlah ini cukup merepresentasikan warga Sulsel yang telah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) tahun 2024.
Berdasarkan perhitungan statistik, Margin of Error (MoE) dari sample yakni 4,2 persen dengan Convidence Level 95 persen. Artinya, peneliti memiliki keyakinan bahwa kesalahan pada pengambilan sample di bawah 5 persen.
Survei yang dilakukan ini mengambil data dari 20 kabupaten/kota di Sulsel. Dimana Makassar merupakan kota dengan jumlah kecamatan terbanyak 14, disusul oleh Bone 13, dan Jeneponto 10. Pare-pare dan Selayar masing-masing hanya memiliki 3 kecamatan. Jumlah dan proporsi dari jumlah kecamatan ini menjadi pertimbangan ketika tim survei melakukan wawancara. Wawancara yang dilakukan ini menggunakan media komunikasi telepon.
Hasil yang menjadi sorotan utama dari peneliti yakni sebaran suara partai politik di Sulsel. Mengingat tim peneliti memiliki data dan hasil survei nasional, perbandingan pun dilakukan antara sebaran suara Parpol secara nasional dan di Sulsel. Di Sulsel sendiri, Partai Golkar menduduki posisi pertama dengan perolehan respon 18,24 persen, kemudian disusul oleh Partai Gerindra 14,59 persen , dan menyusul dekat dengan selisih yang tipis yakni partai NasDem 14,24 persen.
“Ini berbeda dengan sebaran suara nasional di mana partai Golkar hanya menempati posisi ketiga dengan respon sebanyak 13,12 persen. Hasil ini tentu sangat jauh berbeda dengan perolehan PDI-P secara nasional yang mencapai 22,78 persen maupun Gerindra 21,89 persen,” kata Hillman Wirawan, Kamis (18/01/2024).
Lebih lanjut Hillman menjelaskan berdasarkan temuan tersebut, sangat wajar jika beberapa ahli masih berpandangan bahwa Golkar sangat kuat mengakar di Sulsel. Secara historis memang banyak figur-figur nasional Golkar yang lahir di Sulsel. Seperti Wakil Presiden RI Yusuf Kalla, mantan ketua PSSI Nurdin Halid, dan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Selain perbandingan suara antar partai politik, survei ARCHI yang dikawal tim riset Doortodoor Strategy Indonesia ini juga mencoba membandingkan sebaran suara Capres dan Cawapres 2024 di Sulsel dan Indonesia. Secara jelas data Probowo-Gibran tetap di posisi pertama dalam survei dengan 46,71 persen, sedikit lebih tinggi dari survei nasional 45,9 persen. Pasangan Anies-Muhaimin di posisi kedua dengan 31,29 persen di Sulsel dan 33,61 persen di tingkat Nasional.
Sementara Ganjar-Mahfud di posisi terakhir dengan 20,82 persen respons di Sulsel dan 16,6 persen di tingkat nasional. Sulsel cenderung memimik distribusi suara nasional dalam hal pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Golkar, Gerindra, NasDem, dan PAN, keempat partai ini tentunya bekerja keras untuk mendorong elektabilitas Capres dan Cawapresnya.
“Tiga partai teratas di Sulsel ini (Golkar, Gerindra, dan PAN) mendorong suara untuk pasangan Prabowo-Gibran. Sementara Nasdem berusaha menyaingi dengan tetap memaksimalkan dukungan untuk Anies-Muhaimin. Selaras dengan suara partai pendukunganya, yakni PDI-P, pasangan Ganjar-Mahfud memang tidak begitu menunjukkan persaingan yang kuat dengan kedua pasangan calon lainnya. (edo)