FAJAR, MAKASSAR-Singapura memastikan dukungan terhadap langkah internasionalisasi Universitas Muslim Indonesia (UMI). Hal ini ditegaskan oleh Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, yang didampingi oleh Counsellor Duta Besar Singapura untuk RI, Aaron Chee Haolun.
Penegasan ini disampaikan saat menyambut kunjungan pimpinan UMI ke Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia, di Jalan H. R. Rasuna Said, Kuningan, Kota Jakarta Selatan, pada Rabu, 17 Januari.
Duta Besar Singapura, Kwok Fook Seng, menyatakan bahwa kehadiran pimpinan UMI telah melibatkan banyak kerja sama dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk masa depan. Ia merespons program kerja sama antara UMI dan National University of Singapore (NUS) dalam riset bersama tentang peran dan kontribusi orang Makassar dalam sejarah dan peradaban maritim Singapura.
Dubes menganggap dua hal penting dari riset tersebut. Pertama, manuskrip yang sangat menarik bagi warga Bugis-Makassar dan Singapura, mempererat hubungan keduanya. Kedua, adanya hubungan yang kuat antara dua negara yang diikat oleh sejarah.
“Sangat menarik untuk diteliti. Kami sangat senang dan setuju dengan kerjasama yang terjalin antara UMI dan National University of Singapore (NUS) serta lembaga lainnya di Singapura. Juga penting untuk menghidupkan sejarah dan memahami apa yang dilakukan di zaman dahulu untuk membentuk masa depan kerjasama kedua negara yang lebih baik,” tegasnya.
Duta Besar Singapura juga mengapresiasi Pimpinan UMI karena telah memaparkan berbagai program kerja sama dengan institusi pendidikan di Singapura, terutama terkait pengembangan SDM melalui beasiswa. Ia menekankan pentingnya kolaborasi untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia.
“Program pengembangan SDM merupakan isu masa depan yang penting, bagaimana menyiapkan SDM yang adaptif terhadap tantangan masa depan. Kami akan membantu fasilitasi, dan itu harus direspons mulai sekarang dengan semangat kolaborasi,” ujarnya.
Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman, menyatakan bahwa UMI, sebagai Perguruan Tinggi Swasta terakreditasi unggul pertama di luar Pulau Jawa, telah menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Singapura, termasuk NUS. Program kerjasama tersebut melibatkan riset bersama terkait peran orang Bugis-Makassar dalam sejarah dan peradaban maritim di Singapura.
Silaturahmi ini bertujuan untuk mempererat hubungan dengan Dubes Singapura dan membahas program kerjasama riset yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan maritim Singapura dan Indonesia, serta peradaban Bugis-Makassar.
Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Promosi, Prof Muh Hattah Fattah, menjelaskan bahwa dalam kerjasama seperti proyek riset bersama, UMI telah membuka jaringan internasional di Singapura bersama sejumlah lembaga. Mereka memiliki banyak jaringan pendidikan dan lembaga di Singapura, termasuk perjanjian dengan NUS dan Persatuan Melayu Singapura terkait riset bersama dalam bidang Ilmu Sosial. (wis/*)