FAJAR, MAKASSAR- Nilai Tukar Petani (NTP) berpotensi turun tahun ini. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kesejahteraan para petani di Sulsel.
Utamanya di semester satu tahun 2024, sebab musim tanam disertai dengan puncak musim penghujan. Belum lagi sarana dan prasarana pertanian dan ketersediaan pupuk yang belum memadai.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas TPH-Bun Sulsel Mario Mega mengatakan, tahun ini Sulsel tidak lagi mendapatkan kuota dari pemerintah pusat terkait asuransi AUTP (asuransi usaha tani padi). Diperkirakan karena keterbatasan alokasi anggaran, sehingga diharapkan ada penambahan (susulan) tahun ini juga.
Tahun 2023 lalu, skemanya 80 persen Premi ditalangi oleh Pemerintah Pusat, sedangkan 20 persen sisanya dibebankan kepada petani. Namun, ada CSR dari Jasa Pupuk Indonesia yang membantu petani.
Saat itu, AUTP menyasar 13 kabupaten Se-Sulsel dengan total 15.486 hektare lahan petani yang tercover dari total target 18.841 hektare. “Luasan (lahan) yang memang dianggap puso itu diasuransikan berdasarkan hasil penilaian. Luasan didaftarkan, kalau tiba-tiba terjadi gagal panen apakah sedangan OPT (organisme pengganggu tanaman), kekeringan, atau banjir, nanti dievaluasi. Itu diajukan klaimnya baru digantikan dalam bentuk uang,” ulasnya.
Belum lagi soal pupuk, tahun ini kuota pupuk subsidi untuk Sulsel turun secara signifikan. Penurunan kuota pupuk subsidi baik Urea, NPK, dan NPK formula khusus sekitar 50 persen.
Ia mengimbau agar kuota tersebut dimanfaatkan sementara untuk musim tanam pertama. Ia mengakui bahwa kuota tersebut tidak akan mencukupi hingga musim taman selesai tahun ini.