“Persoalan kemudian ada yang merubah nama atau yang mengklaim itu urusan belakang yang penting paling utama masyarakat menikmati jembatan tersebut, biar masyarakat yang menilai,” lanjut Zulham.
Zulham tidak mempersoalkan pergantian nama dan peresmian kembali jembatan tersebut karena baginya, itu hanya seremoni namun yang penting masyarakat menikmati hasil pembangunan yang merupakan uang rakyat.
“Dan sebagai catatan Pak TP dua periode Wali Kota tidak ada bangunan satu pun yang ia namakan bangunannya sebagai TP,” tuturnya.
Sementara itu, Pemkot Parepare memberikan penjelasan terkait perubahan nama jembatan tersebut. Perubahan nama jembatan ini punya makna bahwa pembangunan tersebut lahir dari pemikiran pemimpin-pemimpin besar yang ada di Sulsel, di antaranya Andi Sudirman Sulaiman dan Taufan Pawe.
Makna Akbar, juga karena jembatan tersebut melintasi sungai besar dan memiliki ukuran yang besar jika dibandingkan jembatan lainnya yang ada di Parepare.
“Kata Akbar diilhami dari sifat Nama Allah yang Maha Besar, sehingga yang melewati insyaallah memiliki akhlak yang baik,” ungkap Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali.
“Perubahan nama sebenarnya sama dengan perubahan penamaan lokasi dan bangunan yang lainnya, seperti Gelora Mandiri berubah menjadi Gelora BJ Habibie,” tambah dia. (ams/yuk)