Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan refleksi tersebut adalah fitrah dibuatnya resolusi. Maka salah satu faktor keberhasilan mewujudkan resolusi adalah mengembalikan pada fitrahnya. Kegagalan mewujudkan resolusinya bisa jadi karena fundamental why belum kuat dipegang sehingga mempengaruhi how to dalam mewujudkannya.
Pertanyaan bantuan lain dalam menetapkan resolusi adalah paint poin, atau keluhan, keresahan, ketidaknyamanan, yang dirasakan dan perlu dicarikan solusinya. Sehingga koheren antara antara resolusi dan kebutuhan utama diri.
Empati Diri
Dalam mengeksplorasi paint poin, diperlukan empati. Bisa jadi resolusi tahun lalu dibawa kembali tahun ini, tujuan sama, namun cara yang berbeda memungkinkan hasil pun berbeda.
Kejujuran pada diri sendiri dengan memperluas sudut pandang, penuh kesadaran apa dan bagaimana kondisi saat ini. Seorang yang tersesat bukan karena tidak paham arah tujuan, tetapi karena tidak tepat melihat posisi diri sendiri.
Salah satu ciri empati adalah tidak menghakimi, pun (terutama) pada diri, dengan menyalahkan masa lalu. Dengan empati akan membantu diri untuk fokus. Ketika fokus akan memberikan dampak: membentuk kebiasaan, peka terhadap momentum, menjaga prinsip, membangun resiliensi dan penguasaan diri.
Bagaimana?
Colorado State University menuliskan tips bagaimana menetapkan resolusi yang efektif dan solutif melalui akronim SMART: specific, measureable, achievable, realistic, timebound (2022). Akronim ini juga diparafrasekan oleh beberapa konsultan dan pakar.