English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengelola Risiko Ekonomi Global 2024

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf

Tenaga Pengajar FEB Unhas

FAJAR, MAKASSAR — Prospek perekonomian nasional tahun 2024 adalah optimis namun tetap waspada. Para ekonom menyebutnya sebagai cautious optimistism.

Optimisme bersumber dari faktor fundamental perekonomian nasional yang kuat, seperti ekspor masih tumbuh positif, nilai tukar terjaga kuat, inflasi rendah, dan defisit APBN yang sangat aman.

Sementara resiko jangka pendek perekonomian nasional bersumber dari ketidakstabilan perekonomian global dalam satu tahun ke depan karena lemahnya perekonomian Amerika Serikat (AS), China, dan European Union (EU). Ketiganya mengalami pelambatan pertumbuhan sejak beberapa tahun terakhir.

Pelambatan pertumbuhan tiga perekonomian di atas berdampak secara global, termasuk ke negara-negara Emerging Market Economies (EMEs) termasuk Indonesia. Dimana ketiga perekonomian menyumbang kurang lebih 55 persen terhadap perekonomian global, yaitu AS berkontribusi 25 persen, China 18 persen, dan EU sekitar 13 persen.

Dalam jangka menengah, perekonomian global menghadapi tekanan yang semakin luas, tidak hanya tekanan yang berkaitan dengan pemulihan paska pandemi Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina dan perang Hamas – Israel. Namun, resiko perekonomian global juga berkaitan dengan bencana alam, cuaca ekstrim, dan kerusakan lingkungan hidup.

Kecenderungan tersebut populer dengan istilah “polycrisis” sebagaimana yang pertama kali diperkenalkan dalam The Global Risk Report edisi ke-18, tahun 2023, yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF) pada awal tahun 2023. Laporan tersebut mengidentifikasi kurang lebih 30 risiko yang berpotensi dihadapi oleh perekonomian global dalam jangka pendek dan panjang.

News Feed