English English Indonesian Indonesian
oleh

Damai dengan Moderasi Beragama

Di dalam buku “Bingkai Teologi Moderasi Beragama” karya Nurman Said (dosen Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar), dijelaskan kemajemukan atau pluralitas agama yang tumbuh dan berkembang di Indonesia menjadi keistimewaan tersendiri. Ketulusan menerima keragaman agama dan kepercayaan tumbuh sebagai hasil dari pengalaman mengelola dan menikmati kebinekaan yang telah dipraktikkan dan diwariskan turun-temurun.

“Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila pertama dalam Pancasila menegaskan komitmen bangsa Indonesia sebagai bangsa yang diwarnai oleh semangat ketuhanan. Kedudukan agama bagi bangsa Indoesia sangatlah penting. Tidak mengherankan jika peristiwa-peristiwa keagamaan yang penting senantiasa mendapatkan perhatian yang cukup besar, tidak saja kepada kalangan penganut agama yang bersangkutan, tetapi juga dari penganut agama lain.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang tertera pada lambang negara merupakan bukti nyata yang menunjukkan kesadaran untuk menerima dan merawat perbedaan sebagai kekuatan hidup bersama. Para pemimpin bangsa sejak masa kerajaan menyadari sepenuhnya bahwa perbedaan suku, bangsa, budaya, agama, dan tradisi pulau bukanlah penghalang hidup berdampingan damai.

Tidak ada yang salah dari moderasi beragama. Moderasi beragama bukanlah suatu proyek yang akan menguntungkan kelompok tertentu. Moderasi hadir di dalam setiap keyakinan umat manusia bahwa menghormati dan menghargai perbedaan merupakan jalan menuju kedamaian. Sebagai warga negara, kita harus menumbuhkan kesadaran dengan menerima perbedaan. Perbedaan adalah anugerah dari Sang Pencipta dan Indonesia indah karena keberagamannya. (*)

News Feed