FAJAR, MAKASSAR – Universitas Negeri Makassar (UNM) menyumbang 9,8 persen Pendidikan Profesi Guru (PPG) prajabatan, dari jumlah total secara nasional sekitar 61.100 pada tahun 2023.
Secara total UNM sudah menyumbang 7.364 PPG prajabatan untuk tahun 2023 saja. Sementara untuk tahun depan, UNM masih menunggu tugas dari Kemendikbudrsitek, terkait jumlah PPG yang dibutuhkan.
Rektor UNM Prof Husain Syam mengaku, pihaknya turut berbahagia bisa berkontribusi kepada masyarakat luas. Sebab alumninya tidak hanya mengabdi di Sulsel saja, melainkan sampai ke pelosok KTI.
”Tahun 2023 ini UNM punya 7.364 PPG. Itu sudah bekerja semua bahkan sebelum mereka wisuda. Artinya, UNM punya kontribusi nyata kepada masyarajat dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya KTI,” ujarnya, Rabu, 27 Desember.
Lebih lanjut dia mengatakan, para alumni PPG prajabatan ini diharapkan bisa ikut anjuran pemerintah dulu. Mereka harus mengabdi ke lokasi yang sudah ditentukan, sebelum pada akgirnya juga mereka boleh untuk berpindah tugas.
”Mereka harus ikut pemerintah dulu, kan sudah ada karpet merah. Makanya kerja dulu di lokasi yang ditentukan, di Wamena kah, di Sorong atau di mana. Nanti misalnya setelah 10 tahun mau pindah, boleh saja,” jelasnya.Sementara Direktur PPG Dirjen GTK Kemendikbudristek, Andika Ganendra mengatakan, wisuda ini baru tonggak awal, gerbabg awal. Dia mempersilakan seluruh wisudawan untuk bersenang-senang, berbahagia, dan mensyukuri capaiannya.
Namun dia berpesan, setelah matahari tenggelam, para wisudawan sudah harus merenungkan kembali apa yang akan dilakukan kedepan. Khususnya dalam hal melakukan pengabdian.
”Keberhasilan sinkronisasi tahun pertama hanya 65 persen untuk PPG pra jabatan. Yang menjadi PR adalah mereka yang belum terangkat PNS atau yang mendaftar tidak sesuai tempat yang ditentukan,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, tahun ini sesikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Dimana PPG prajabatan harus mencari sendiri di mana tempatnya bekerja dan di mana sekolah yang membutuhkan.
Bahkan saat ini, kata Ganendra, ada sekolah yang jumlah gurunya melebihi kapasitas ideal. Namun ada juga yang sudah pas komposisinya, dan ada yang masih kurang jumlah gurunya.
”Adik-adik PPG prajabatan ini diharapkan mengisi jabatan guru di sekolah yang kekurangan, tetapi bukan menggeser guru yang sudah bekerja di tempatnya masing-masing,” imbuhnya.
Untuk Sulsel, Ganendra menilai posisinya sentral KTI, termasuk pendidikan. Sehingga, menjadi hal wajar jika tenaga pendidik banyak yang lahir dari Sulsel dan tersebar ke seluruh penjuru KTI.
”Wajar kalau UNM menerima mahasiswa banyak. Namun tanggung jawab UNM memastikan mereka bersedia mengabdi di wilayah terisolir, seperti Maluku dan Maluku Utara sana,” kata dia.
Dia juga menegaskan, alumni PPG prajabatan tidak perlu khawatir, sebab pemerintah sudah menentukan lokasi mereka untuk bekerja. Maka mahasiswa yang selesai PPG prajabatan tinggal ikut pemerintah dan mengisi kekosongan di wilayah tertentu.
”Namun yang mengisi sesuai kebutuhan baru 65 persen. 30 persennya tidak mendaftar sebagai ASN, akhirnya guru honorer menumpuk. Makanya disiapkan tempat supaya mereka langsung ASN. Ada karpet merah, artinya 100 persen, apapun jawabannya dianggap 100 persen oleh Kemenpan,” tegasnya.
Namun yang masih menjadi kendala, dari 94 ribu lebih formasi yang disiapkan, baru 26 ribu yang terisi. Itu sebabnya ada 35 persen kekosongan, karena dalam satu posisi ada tiga bahkan empat orang yang mendaftar.
”Lulusan PPG prajabatan nasional baik angkatan I dan II, termasuk UNM, hanya ada 26 ribu. Artinya, semua orang harusnya bisa masuk karena sudah digelar karpet merah. Namun ada 35 persen kegagalan, itu karena pendaftar memilih di kursi B, sementara dia di kursi A. Satu kursi dilamar 3 sampai 4 orang, jadi kami pilih satu dan sisanya menganggur,” jelasnya. (wid)