Besar pengabdian almarhum kata dia, ketika UMI belum punya apa-apa, bahkan pernah mendapat cerita dari almarhum bahwa sepeser pun tak ada kas di UMI. Dengan niat dan tekad bahwa UMI akan besar, ia memperjuangkan mencari relasi yang bisa menopang UMI saat itu. Ia bahkan rela menjual aset pribadinya. “Apalagi saat itu sempat UMI diambil alih sebagian terutama Fakultas Agama oleh IAIN. Maka di sini almarhum berjuang lagi,” tuturnya.
Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman menyatakan, almarhum Mokhtar Noer Jaya bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga guru dan tauladan yang baik. Peran besar almarhum dalam mendirikan UMI membuat amal jariahnya tetap hidup melalui keberlanjutan universitas tersebut. “Kita mengingat beliau sebagai sosok yang penuh inspirasi. Kinerjanya tak hanya dikenang sebatas ingatan, namun menjadi contoh bagi kita semua untuk memajukan kampus UMI yang kita cintai ini,” ungkapnya.
Rektor Universitas Islam Makassar (UIM), Prof KH Muammar Bakry dalam tulisannya juga menyebutkan, Mukhtar Noer Jaya, seluruh hidupnya diwakafkan untuk UMI. “Apa yang dinikmati UMI saat ini tidak terlepas dari tangan-tangan dingin seorang Mukhtar Noer Jaya. Puncak pengabdiannya di UMI diamanatkan sebagai Rektor hingga menjadi Ketua YW UMI,” bebernya. (ham/)