Metode ini berfungsi untuk mengokohkan dan menjerat hara (lumpur) juga sebagai tanda adanya kegiatan sehingga nelayan tidak menebar jaring di sana. Selain itu, dilakukan pula pemagaran di luar lokasi penanaman mangrove, disisipi bambu rangkap setiap meternya, lalu diberi jejaring yang fungsinya untuk menahan sampah agar tidak masuk ke lokasi penanaman mangrove.
Dalam kegiatan kali ini, SPJM bersama dua anak Perusahaan bidang peralatan, yaitu PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (JPPI) dan PT Equiport Inti Indonesia (EII).
“Sebagai bagian dari Pelindo, SPJM Group saat ini memiliki 8 anak usaha, 2 di antaranya bergabung dalam kegiatan di hari ini. Berikutnya anak-anak usaha lainnya akan secara bergiliran akan bergandengan dengan kami untuk melaksanakan program-program selanjutnya secara merata dan tuntas,” ucap Rachmat.
Melalui program ini, Pelindo Jasa Maritim berupaya mewujudkan pelaksanaan Program TJSL melalui edukasi kemasyarakatan tentang pentingnya, merawat dan pemanfaatan mangrove secara bertanggung jawab. Selain itu, kepada perahu-perahu nelayan, dilakukan pengecatan sehingga perahu tersebut terawat dan tampak rapi dan makin menarik penampilannya. (ams)