English English Indonesian Indonesian
oleh

Komitmen Bersama Kembalikan Kejayaan Kakao

LUWU, FAJAR – Beragam permasalahan yang menjadi penyebab turunnya produktivitas kakao di Luwu Raya, yang belum tertangani secara optimal, baik itu serangan hama penyakit ataupun menurunnya kualitas tanah akibat penggunaan pupuk kimiawi, masih memerlukan penanganan yang lebih intensif, terintegrasi dan berkelanjutan.

Merespon kondisi itu, Ketua Umum Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) Dr. Ir. H. Badaruddin Puang Sabang MM, mengajak petani bangun komitmen bersama untuk lakukan penanganan kerusakan ekosistem di kakao dengan pemanfaatan potensi-potensi lokal demi mengembalikan kejayaan kakao sebagai identitas masyarakat di Luwu Raya.

Menurutnya, permasalahan yang dihadapi petani antara lain, dampak perubahan iklim, kondisi tanaman tua dan tidak produktif, serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK), terjadinya degradasi tanah dan masih terbatasnya kemitraan antara pelaku usaha atau industri dengan petani.

“Serangan hama PBK yang menurunkan produktivitas kakao hingga 70 persen membuat panik petani hingga kemudian gunakan segala macam pestisida dan insektisida kimiawi secara berlebihan. Dampaknya, semua musuh alami ikut habis. Proses untuk membuat bunga dan buah tidak jadi karena penyerbukan sudah tidak jalan disebabkan rusaknya ekosistem lingkungan kebun,” kata Puang Badar di setiap kesempatan, agenda sosialisasi dan silahturahmi bersama keluarga petani kakao di Luwu Raya.

Mengatasi penyakit dan hama, lanjut Puang Badar, dapat dilakukan dengan upaya pengendalian berjangka dengan menerapkan implementasi pengendalian hama terpadu (PHT) yaitu Kultur Teknis (pangkasan, pemupukan, panen sering), Sanitasi (pembenaman kulit buah dan plasenta).

News Feed