Sejalan dengan kinerja investasi nasional yang baik, realisasi investasi di Provinsi Sulsel juga dianggap terus meningkat. BI menjelaskan, Sulsel aktif melaksanakan berbagai program percepatan investasi, diantaranya melalui Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Pinisi Sultan).
Dalam hal ini, sebagai implementasi RIRU (Regional Investor Relation Unit) beberapa usaha percepatan investasi telah dilakukan BI, diantaranya melalui kurasi proyek pada SSIC (South Sulawesi Investment Challenge) memfasilitasi promosi investasi dalam forum investasi internasional, mengkinikan data dan informasi melalui presentation book dan website investasi, serta penyelenggaraan SSIF pertama pada tahun 2023 ini dalam upaya memfasilitasi promosi IPRO (Investment Project Ready to Offer).
Ada beberapa IPRO Unggulan Kurasi SSIC, secara berurut diupayakan: tahun 2021, terkait Parepare Industrial & Warehouse Estate; Palm Oil Factory; Yassiberui Shipyard Industry. Thun 2022 terkait Beef Cattle Cultivatio; Japparate Commercial & Tourism Center; Pasi Gusung Selayar Island Tourism Zone. Dan tahun 2023, terdiri dari, Bantaeng Industrial Area; The Development of The Minapolitan Selayar Area; dan Seaweed Farming in Bone.
Jadi SSIF pertama ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi promosi IPRO tersebut antara investor dan project owner IPRO hasil kurasi SSIC dan proyek potensial lain dalam one on one atau one to many meeting.
Hal menarik yang telah diusahakan BI mendukung percepatan, efisiensi, dan efektivitas kebijakan dalam meningkatkan kegiatan investasi di Indonesia dan Sulsel khususnya adalah mendorong akseptasi pembayaran transaksi digital antara pemerintah maupun dengan pelaku ekonomi lainnya dengan melaunching Kartu Kredit Indonesia (KPI), sekaligus penandatanganan Perkada KKPD 13 Kab/Kota. Diharapkan Sulsel dapat menjadi role model bagi Pemda lainnya di Indonesia dalam memanfaatkan fasilitas Kartu Kredit Indonesia tersebut.