Beranda: Aidir Amin Daud
Kelompok militan Palestina, Hamas, melancarkan serangan roket ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi. Komandan Militer Hamas Mohammed Deif mengatakan, serangan ke Israel merupakan respons atas blokade yang terjadi di Gaza selama 16 tahun. Ia juga menyoroti serangan Israel ke kota-kota di Tepi Barat selama setahun terakhir, termasuk tindak kekerasan di Masjid Al-Aqsa. Deif menyebutkan, serangan ini sebagai Operasi Badai Al Aqsa dan mengajak warga Palestina dari Yerusalem Timur dan Palestina untuk bergabung dalam perlawanan ini.
Serangan mendadak Hamas atas sejumlah sasaran di Israel telah menewaskan sedikitnya 300 orang tentara dan warga Israel. Israel langsung melakukan serangan balasan dan membom beberapa sasaran di jalur Gaza yang menewaskan juga sekitar 300 warga Palestina. Beberapa pasukan Hamas yang menyerang Israel juga dikabarkan tewas dan ditawan. Namun Palestina juga mengumumkan menahan sejumlah serdadu Israel termasuk seorang jenderal.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bereaksi keras usai Hamas menghujani wilayahnya dengan rentetan tembakan roket dan senjata di 22 lokasi. Netanyahu menyatakan, “Kita sedang berperang. Musuh akan membayar harga yang belum pernah terjadi sebelumnya.” Dikabarkan militan Hezbollah di selatan Lebanon juga telah melakukan serangan ke kawasan Israel. Beberapa turis Israel dikabarkan tewas di Mesir dalam sebuah serangan kepada rombongan mereka.
**
Maka kekerasan baru akan hadir di kawasan Palestina. Sebuah tragedi kawasan dan bangsa yang tak pernah berakhir. Pemimpin dunia memberikan reaksi yang berbeda. Seperti biasanya kelompok negara Barat menyatakan mengecam serangan Hamas dan mendukung Israel.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk serangan mendadak oleh militan Hamas dan menyatakan komitmen Amerika Serikat untuk mendukung Israel. “Amerika Serikat berdiri bersama rakyat Israel menghadapi serangan teroris ini. Israel memiliki hak untuk membela diri dan warganya, tanpa syarat. Tidak pernah ada justifikasi untuk serangan teroris. Dukungan kami terhadap keamanan Israel tetap kuat dan teguh,” kata Biden.
“Kekerasan bukanlah solusi politik atau tindakan keberanian. Ini adalah tindakan terorisme murni,” kata Presiden Komisi Eropa, Ursula Von Der Leyen. “Israel memiliki hak mutlak untuk membela diri,” cuit Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak yang mengaku terkejut dengan serangan tersebut.
Meskipun Biden menyatakan telah meminta mitra mereka di Timur Tengah untuk tidak mendukung Hamas — namun Kerajaan Arab Saudi menyerukan penghentian segera eskalasi antara kedua belah pihak, dan untuk melindungi warga sipil. Kerajaan Saudi mengingatkan kembali peringatannya yang berulang kali mengenai bahaya ledakan situasi akibat pendudukan yang terus berlanjut, perampasan hak-hak sah rakyat Palestina, dan pengulangan provokasi sistematis terhadap kesucian mereka. Kerajaan Arab Saudi memperbarui seruannya kepada komunitas internasional untuk memikul tanggung jawabnya dan mengaktifkan proses perdamaian yang kredibel yang mengarah pada solusi dua negara.
PM Malaysia Anwar Ibrahim memberikan cuitannya, “Masyarakat antarabangsa berterusan mengambil tindakan berat sebelah terkait segala bentuk kekejaman dan penindasan kepada rakyat Palestin. Rampasan tanah dan harta milik rakyat Palestin dibuat Zionis tanpa henti. Akibat ketidakadilan ini, ratusan nyawa yang tidak bersalah menjadi mangsa korban. Malaysia kekal bersolidaritas dengan perjuangan rakyat Palestin.”
**
Pemerintah Indonesia lewat Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad — menyatakan sangat prihatin dengan meningkatnya eskalasi konflik antara Palestina-Israel. Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia. Namun poin paling adalah pernyataan Indonesia, bahwa akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB. Apapun — adalah sesuatu yang wajar jika kita semua mendukung perjuangan Bangsa Palestina. Bangsa yang telah dirampas hak-haknya oleh Israel. **