FAJAR, MAKASSAR–Ginjal merupakan fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah yang telah tercampur dengan sisa metabolisme tubuh. Bila ginjal sudah tidak bisa menyaring lagi maka akan terjadi penyumbatan sehingga menimbulkan batu ginjal.
Pada anak biasanya mengalami gejala awal yaitu infeksi saluran kemih, kurangnya cairan dalam tubuh, dan berbagai macam gejala hal lainnya. Sejauh ini kasus gagal ginjal pada anak diduga terkait cemaran etilen glikol pada obat tertentu yang sudah teridentifikasi. Dimana masih banyak masyarakat Indonesia menggunakan obat sirup dibeberapa wilayah.
Itu menjadi riset mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) bernama Kids Healthy Future (KHF) yang diketuai Seto Sutadi dari Program Studi Matematika, dibimbing Guru Besar bidang Matematika Prof. Syafruddin Side, S.Si., M.Si., Ph.D. Mereka menggunakan permodelan matematika di Sulawesi Selatan, terkhususnya di Kota Makassar.
Riset Tim KHF menunjukkan, dari pendekatan model matematika, tingkat kasus penyakit gagal ginjal akan terus terjadi dan bisa terus bertambah jika tidak dicegah dengan baik. “Jika dibiarkan terus menerus tanpa adanya tindakan pencegahan dan solusi terhadap kasus penyakit gagal ginjal pada anak, maka akan terus meningkat sehingga berdampak buruk untuk Sulsel, khususnya di Makassar,” kata Ketua Tim KHF, Seto Sutadi.
Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (PKM-UNM) melalui Tim Riset Sosial Humaniora (RSH) atau lebih dikenal sebagai Tim KHF ini sebenarnya telah memperlihatkan adanya peningkatan kualitas pencegahan gagal ginjal tiap tahunnya. Sejumlah kegiatan juga telah dilakukan yakni mengambil inisiatif dengan program yang bertujuan memberikan dampak positif pada sektor kesehatan dan kesadaran masyarakat.