English English Indonesian Indonesian
oleh

Pemerataan Pendidikan, Komunitas Guru ke Pelosok untuk Pendampingan Anak

Akses untuk sampai ke perkampungan dengan menumpang perahu nelayan menyusuri sungai sekitar 20 menit. Hanya saja apabila air sungai surut, maka untuk kembali harus berjalan kaki sekitar 1 jam perjalanan menyusuri tambak. FAJAR yang juga pernah berkesempatan menyambangi sekolah yang ada disana, memang memerlukan perhatian lebih dari tenaga pendidik, termasuk pendampingan di luar waktu sekolah.

“Seperti di Perkampungan Buttue itu juga kami kesana, jadi selain kita berbagi ke anak-anak, tetapi ke guru-gurunya juga bagaiman cara mengajar yang efektif. Ini termasuk juga dalam implementasi kurikulum merdeka,” pungkasnya. Sekolah lainnya yang disambangi yaitu SDN Pandang Lau di Kecamatan Bungoro.

Salah seorang guru, Suhardy yang juga tergabung dalam GHB ini menceritakan bahwa ada banyak pengalaman bisa diperoleh dengan berbagai bersama anak-anak dan guru yang ada di pelosok.

“Ini juga bertujuan untuk membangun kepedulian agar ada kesetaraan dalam pendidikan bagi mereka yang ada di pelosok, bisa mendapatkan ilmu yang sama dengan anak-anak di perkotaan, makanya kita sambangi langsung,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pangkep, Dr Sabrun Jamil mengapresiasi program yang dijalankan oleh gabungan guru-guru tersebut. Baginya upaya itu sangat membantu Dinas Pendidikan dalam upaya mencerdaskan anak-anak di seluruh wilayah di Kabupaten Pangkep.

“Jadi ini lebih ke upaya memberikan pendampingan ke anak-anak sekolah khususnya pelajar SD diluar dari jam pelajarannya. Sehingga ada perhatian lebih kepada mereka dan tentunya ini konsepnya lebih ramah anak, sebagai upaya mewujudkan ruang yang sama dan setara untuk semua anak,” paparnya.

News Feed