(Menyambut September bulan kesadaran nyeri)
dr.Achmad Harun Muchsin,Sp.N, Dipl.OfPain,FIN, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Nyeri adalah pengalaman yang kompleks dan subjektif yang sulit untuk didefinisikan.
Secara umum, nyeri adalah cara tubuh memberitahu kita bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ada dua jenis utama nyeri: akut dan kronis. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat dan sering dikaitkan dengan kerusakan jaringan atau cedera. Nyeri kronis, di sisi lain, berlangsung lebih lama dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera, penyakit, atau kerusakan saraf. Memahami berbagai jenis nyeri sangat penting dalam mengidentifikasi penyebab utamanya dan mengembangkan rencana perawatan yang efektif.
Fisiologi nyeri melibatkan interaksi kompleks antara sistem saraf dan berbagai sistem tubuh lainnya. Serabut saraf yang disebut nosiseptor mendeteksi dan mengirimkan sinyal nyeri ke sumsum tulang belakang dan otak, tempat mereka diproses dan diinterpretasikan. Sistem analgesik endogen, yang meliputi neurotransmiter dan hormon, juga dapat memodulasi persepsi nyeri dan mengurangi intensitas sinyal nyeri.
Nyeri berfungsi sebagai sistem alarm, memperingatkan kita akan potensi bahaya atau ancaman bagi kesejahteraan kita. Meskipun nyeri bisa tidak menyenangkan, namun memiliki fungsi penting dalam membantu kita menghindari cedera atau bahaya lebih lanjut. Namun, nyeri kronis dapat melemahkan dan secara signifikan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Karena nyeri merupakan salah satu tanda peradangan, maka nyeri menjadi sebuah alarm. Ada banyak penyebab nyeri, termasuk cedera sendi, tulang dan otot, kanker, dan tanda sebuah penyakit, misalnya batu ginjal, usus buntu, infeksi tenggorokan, penyakit jantung, dan lain sebagainya.