“Kuncinya adalah bagaimana perguruan tinggi mempersiapkan SDM yang memiliki keahlian, keterampilan, dan mereka nanti memiliki kemampuan berbahasa (asing), maka peluang kerja ini harus ditangkap,” ujarnya.
Benny membeberkan, gaji yang bisa diperoleh para PMI di luar negeri sangat menunjang. Misalnya kata ia, di Jepang kisaran gaji bagi tenaga perawat berada di kisaran Rp23-30 juta per bulan.
Kata Benny, mindset masyarakat mengenai TKI yang saat ini berubah namanya menjadi PMI harus diubah. Sebab, dengan bekal keterampilan yang memadai dan berangkat bekerja secara resmi, maka kehidupan yang lebih layak dan jenjang karir yang baik tersedia bagi mereka.
“PMI itu adalah duta negara, duta bangsa. Jangan tertipu kalau ada calo yang menawarkan datang ke kampung kita menawarkan kerjaan dengan cepat. Tidak ada yang cepat, harus ada pelatihan pembekalan diberikan kepada PMI,” tukasnya.
Tahun ini, BP2MI menargetkan 250 ribu PMI diberangkatkan ke luar negeri. Per Agustus ini, sudah mencapai 161 ribu.
Direktur Poltekkes Kemenkes Makassar, Rusli mengutarakan, sebanyak 14 orang alumninya tahun ini diberangkatkan ke Rumah Sakit di Arab Saudi. Sedangkan untuk di Jepang sebanyak 23 orang.
“Dengan adanya ini sudah melakukan kontribusi terkait sosialisasinya, persiapan apa saja yang dilakukan oleh alumni untuk bekerja di luar negeri,” tukasnya. (uca)
