FAJAR, SELAYAR– Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Unhas melaksanakan pengabdian masyarakat di SMK 5 Kabupaten Kepulauan Selayar tentang pemertahanan bahasa, budaya, sastra dan aksara lontarak di Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini diikuti oleh para guru dan siswa siswa sebagai peserta pengabdian masyarakat. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Sumber Daya dan Alumni Fakultas Ilmu Budaya Unhas, Dr. Dafirah, M.Hum.
Dalam sambutannya mengatakan bahwa “dalam era Globalisasi keberadaan bahasa daerah menghadapi situasi yang mengkhawatirkan. Bahasa daerah mulai ditinggalkan penuturnya dalam pergaulan atau kegiatan antarmanusia karena dominannya bahasa asing yang menguasai berbagai bidang.
Keadaan itu banyak dirasakan oleh pengguna bahasa daerah yang, antara lain, menyadari bahwa bahasa daerahnya kehilangan otoritas publiknya dan menjadi teks yang terkesan eksklusif pada akhirnya.
Lanjutnya, pemertahanan bahasa daerah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti digunakannya bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pengajaran, apalagi sudah ada pergub dan perda yang mewajibkan pembelajaran bahasa daerah di SD sampai SMA di Sulawesi Selatan.
“Pemerintah kita sudh melihat pentingnya melestarikan budaya dan bahasa daerah kita,” ujarnya.
Materi pemertahanan budaya, bahasa, sastra dan huruf lontarak dibawakn oleh Dr. Ery Iswary, M.Hum yang memaparkan lebih jauh bagamana teknologi informasi bisa menjadi media pembelajaran yang menarik bagi budaya, bahasa dan sastra daerah.
Teknologi Modern saat ini sangat bisa menjadi media untuk pemertahanan budaya dan bahasa, begitu banyak sekarang aplikasi lontaraq, komik virtual berbagasa daerah, film-film pendek di youtube dengan tuturan basa daerah yang menjadi ciri khasnya dan disukai banyak orang pada akhirnya, kamus bahasa daerah dan banyak lagi hal yang bisa kita temukan di media sosial terkait budaya dan bahasa daerah kita.