Katanya, kalau pada saat membaca puisi dan tangan yang memegang teks gemetaran, buatlah itu menjadi estetik, terlihat kita tengah mengekspresikan apa yang kita baca. Ita menjelaskan itu sambil memainkan tangannya ke udara.
Setiap orang, lanjut Kak Ita, perlu memberi sugesti pada dirinya bahwa dia mampu. Itu juga salah satu cara menumbuhkan rasa percaya diri.
Dalam workshop ini, anak-anak tak hanya diajarkan berbagai teknik, temasuk teknik membaca dalam satu tarikan napas, tapi juga tampil membaca puisi. Muh Dzafran Putra Imran, Andi Aisyah Ramadhani, Fatimah Azzahra, dan Nabila Aafia Zahra Azwar, tak kalah menarik tampil membawakan puisi-puisinya. (ams)