Sepanjang hari kemarin — di berbagai grup WhatsApp — disibuki bahasan terkait ‘Apel Siaga Perubahan Nasdem’ dan rencana pelantikan Menteri dan beberapa Wakil Menteri. Media sejak kemarin juga ramai membicarakan pidato dan arahan politik Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. Termasuk pidato calon Presiden Nasdem Anies Baswedan dan beberapa tokoh politik lainnya. Maka menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 — maka kita tentu saja akan terus disibuki dengan gegap gempita koalisi-koalisi partai politik yang akan ‘menghadirkan’ diri dan gagasan serta calon pasangan Presiden-Wapres mereka. Sesudahnya akan ada pembahasan terkait isi pidato, tanggapan dan mungkin ‘sanggahan’ yang akan kita nikmati lewat bacaan di media tertulis hingga mendengarkan ‘live discussion’ di saluran televisi. Belum lagi berbagai tanggapan yang hadir di berbagai podcast dan wadah media sosial lainnya.
**
Kita sama membaca dan melihat tayangan di televisi bagaimana pendukung Partai Nasdem dan relawan Anies Baswedan memadati Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, pada Apel Siaga Perubahan Nasdem, hari Minggu kemarin. Mayoritas massa mengenakan pakaian berwarna biru dongker. Beberapa kaos ada yang bertuliskan ‘Anies Baswedan Presiden RI 2024’. Mereka juga membawa bendera NasDem.
Kita meyakini — ‘gebrakan politik dan pengerahan massa’ akan dilakukan oleh partai lain dan kandidat Presiden lainnya. Ada 3 nama yang kerap disebut-sebut akan menjadi kandidat Presiden: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Mereka yang berkoalisi nantinya, tentu karena akan memiliki pikiran, semangat dan gagasan yang sama. Sebagaimana juga dinyatakan Surya Paloh kemarin bahwa pada awalnya, Nasdem memiliki pikiran, gerakan perubahan yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstartir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental. Sesuatu yang identik dengan gerakan perubahan Nasdem, senafas, sebangun, sejalan. Dan Itulah — kata Surya Paloh — kenapa di pemilu tahun 2014 dengan seluruh kekuatan dan energi yang dimiliki, Nasdem mendukung Jokowi sebagai presiden di negeri ini.
Menurut Paloh dengan mendukung Jokowi menjadi presiden, Nasdem berharap ada kemajuan dalam berbangsa dan bernegara. Namun, ia mengatakan harapan soal revolusi mental tersebut belum bisa menjadi kenyataan. Logika Nasdem menyatakan progres perjalanan kemajuan berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan. Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang — kata Surya Paloh — harapan belum menjadi kenyataan.
**
‘Jalan politik’ yang baik selalu dimulai dengan keinginan melakukan perubahan. Terutama ketika — ada ketidakpuasan — atas apa yang sedang berlangsung dan bahkan bisa saja karena adanya rasa kecewa. Pada dasarnya ‘perubahan’ bisa memenangkan pergumulan politik yang ada. Namun perubahan selalu akan berada di titik jenuhnya. Ia akan menghadapi gelombang perubahan yang baru. Dan rasa kecewa atau alasan lain biasanya akan menghadirkan desakan perubahan berikutnya. Padahal seharusnya gerakan perubahan mulai harus berorientasi kepada perubahan ‘nasib’ yang baik bagi rakyat banyak. Berbuat yang lebih besar, tidak hanya ‘mengambil kekuasaan’ atau menikmati remah-remah kekuasaan, tetapi melakukan perubahan yang lebih besar. Lebih monumental. Pemimpin harus melakukan itu. Ad maiora natus sum. Untuk hal-hal besar aku dilahirkan, Aloysius Gonzaga beberapa abad yang lalu.***