Teknik restorasi MARRS adalah metode restorasi terumbu karang yang murah dan dapat diperluas secara nyata. Dengan melatih lebih banyak mitra mengenai teknologi ini, serta sambil bekerja sama erat dengan komunitas peneliti untuk mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk memberikan restorasi terumbu karang yang tangguh secara global”Kami berharap dapat mengubah jalan terumbu karang dan masa depan kita bersama menjadi lebih baik.
Transplantasi terbesar yang dilakukan MARS ada di Indonesia (Spermonde) jika dibandingkan 10 negara lain seperti Australia, Mexico, Maldive, Costa Rika, Kenya dan lain-lain,” tuturnya.Asisten II Pemprov Sulsel, Ichsan Mustari menyatakan pihak pemerintah sangat mendukung dan terbantu dari MARS. Pengelolaan dan restotasi terumbu karang di Sulsel merupakan upaya keberlanjutan lingkungan laut.
Terumbu karang adalah rumah sebagaian ekosistem laut dan menjadi mata pencahariam banyak orang. Selain itu keberadaan terumbu karang juga dapat melindungi abrasi pantai.”Di Sulsel juga sudah ada Perda RTRW yang disingkronisasi dengan pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. Sehingga pihaknya sangat mendorong semua pihak termasuk masyarakat untuk ikut menjaga terumbu karang,” akunya.
Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa menambahkan untuk menjaga terumbu karang dan ekosistem laut harus dilakukan lima elemen. Pertama yakni pemerintah dengan aturan yang ketat, apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan, termasuk jenis ikan apa yang boleh ditangkap.
Selanjutnya peran masyarakat yang harus taat dan sadar atas semua aturan yang ada. Pihak industripun juga harus mengambil peran dengan berupaya melakukan penyelamatan dan pengembangan terumbu karang.Sektor keempat adalah dari akademisi, yang harus banyak melakukan penelitian terkait terumbu karang dan metode apa yang bisa dilakukan. Sektor kelima adalah media massa yang bisa menentukan kebijakan masyarakat agar masyarakat bisa sadar akan pentingnya terumbu karang.
