FAJAR pun ikut membadalkan atau menggantikan jemaah untuk melontar jumrah, beberapa jemaah haji lansia yang diminta untuk tetap berada di tendanya saja. Sebab untuk ke lokasi jamarat aksesnya cukup jauh dan dipenuhi sesak dengan jemaah.
Melontar jumrah yang merupakan rangkaian ibadah haji ini mengingatkan jemaah bahwa iblis akan selalu menghalangi setiap mukmin yang melakukan kebaikan, tiga jumrah yang dilempar batu kerikil ini merupakan kisah Nabi Ibarahim ketika ia digoda oleh setan saat hendak melakukan perintah Allah SWT, sehingga Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail kemudian melempari setan itu dengan kerikil, inilah kemudian yang sampai hari ini, menjadi jejak umat muslim mengikuti Nabi Ibrahim. Digambarkan pelemparan itu sebagai bentuk perlawanan terhadap setan yang terus berupaya untuk menghalangi manusia agar berada dalam ketaatan.
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas yang sejak tiga malam memantau jemaah di Mina mengaku kondisi di Mina cukup berat dilalui oleh jemaah haji. Meski demikian ia melihat pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar. Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah. Sebab, jemaah tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah jemaah hanya diam, di Mina ada aktivitas lontar jumrah.
Menteri Agama begitu menaruh perhatian besar terhadap jemaah lansia. Sejak awal. Tagline Ramah Lansia digelorakan sebagai upaya untuk melindungi jemaah, khususnya lansia selama berada di tanah suci. Menteri Agama RI bahkan menyiapkan dan memantau secara intensif seluruh layanan dan fasilitas yang ada di Arafah, Musdalifah terlebih di Mina untuk memastikan layanan yang oleh pihak Pemerintah Arab Saudi dikelola pihak masyariq, jemaah Indonesia mendapat pelayanan dan fasilitas maksimal.