Argentina sang juara dunia. Hari ini bermain di Jakarta. Menghadapi Timnas Indonesia, ada sedikit rasa kecewa karena Lionel Messi tak datang. Rabu sebelumnya kita menikmati partai yang cukup menarik Timnas Indonesia menghadapi Palestina. Kesebelasan yang mewakili ‘emosional’ tertentu bagi bangsa ini. Dua partai istimewa ini — berada di tengah keasyikan kita menyaksikan ‘Indonesia Open’ yang menghadirkan jawara bulutangkis dari seluruh dunia.
***
Geliat PSSI kali ini selalu dikaitkan dengan sang Ketum Erick Thohir (Etho). Pernah menjadi Presiden Inter Milan di tahun 2013-an, Erick tentu bukan sembarang pebisnis dan penikmat bola. Ia bisa membeli saham mayoritas di sebuah klub sepakbola utama Italia dan Eropa. Tantangan dan riak di Inter Milan pasti luarbiasa. Ia dikabarkan sukses ‘menyelamatkan’ Inter Milan dari berbagai masalah internalnya. Erick memiliki banyak portofolio di antaranya: sukses memimpin Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin. Ia memimpin dan melakukan reformasi BUMN Indonesia setelah ditunjuk Jokowi menjadi Menteri BUMN.
Naluri dan semangat serta ‘nasib baik’ dari Erick-lah yang membuat PSSI terasa lebih menggeliat sekarang ini. Setidaknya menggondol emas Sea-Games setelah 32 tahun menanti untuk itu. Banyak kalangan menilai, kekecewaan pencinta sepakbola Indonesia atas kegagalan pelaksanaan U-20 FIFA di Indonesia akhirnya terlupakan dengan beberapa ‘prestasi’ PSSI belakangan ini.
Selama ini PSSI dipimpin berbagai kalangan: politisi, pejabat negara, sipil, militer hingga pati Polri. Lalu Erick Thohir dengan rekam jejak pernah menjadi pemilik klub utama Eropa. Tentu ada yang berbeda. Harus ada yang lebih istimewa. Dan Erick tahu itu dan secara cepat menjalin silaturahmi yang baik dengan Presiden FIFA (Federation Internationale de Football Association) Gianni Infantino. Ketika FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah U-20 — yang harusnya diberi sanksi — dengan ‘silaturahmi’ ala Erick ke Gianni, justru Presiden FIFA memberikan statemen akan terus membantu Indonesia.
Di balik kekecewaan kita — termasuk Ketum Erick — atas tidak hadirnya Messi, ternyata ada angka cukup besar sekitar Rp 1 triliun di balik laga Argentina-Indonesia. Angka ini dipaparkan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bahwa dari hasil penelitian terbarunya memprediksi akan ada perputaran uang senilai Rp 965 miliar dari pertandingan sepak bola yang masuk ke dalam agenda FIFA Matchday ini. Dari total perputaran uang tersebut, LPEM FEB UI memprediksi akan tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp 495 miliar. Penelitian LPEM FEB UI itu dilakukan oleh Yusuf Reza Kurniawan, Mohamad Dian Revindo, dan Calista Endrina Dewi. LPEM FEB UI mencatat potensi penciptaan kesempatan kerja pada gelaran sepak bola ini ada sekitar 5.719 orang.
LPEM FEB UI juga mencatat terdapat potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp 28 miliar.
Kita berharap masih akan ada laga-laga besar untuk Timnas Indonesia. Selain untuk makin meningkatkan mutu sepakbola Indonesia secara umum ternyata juga cukup memberi nilai tambah bagi sektor ekonomi kita. Kita berharap sebagai pebisnis dan tentu saja pencinta bola sejati — Erick Thohir akan terus memimpin PSSI dengan baik dan berkelas. Membedakannya dengan Ketum-ketum PSSI sebelumnya. Memberikan tontonan bermutu di stadion-stadion utama di negeri ini. Setidaknya obat hiburan bagi masyarakat di daerah ini — meskipun memiliki tim PSM sang juara Indonesia — namun harus kecewa karena tidak memiliki stadion di Kota Makassar. **