“Mungkin dalam rangka menyambut pesta demokrasi, perlu juga bikin buku terkait pengalaman masing-masing orang ketika mengikuti Pemilu atau pandangan-pandangannya tentang Pemilu,” usul penulis dan editor buku yang dikenal pula sebagai pegiat Sekolah Ramah Anak tersebut.
Hadir dalam acara sederhana ini, Prof Kembong Daeng (Dewan Penasihat), Yudhistira Sukatanya (Dewan Pembina), Handayani Hasan (Sekretaris), dan Rosita Desriani (Bendahara). Hadir pula beberapa Wakil Koordinator, yakni Fadli Andi Natsif, Maysir Yulanwar, dan Zulkarnain Hamson, serta pengurus dan anggota Satupena Sulawesi Selatan lainnya
Rahman Rumaday, sebagai pemandu acara, kemudian mengundang Prof Kembong Daeng berbagi inspirasi seputar pengalaman menulis dan kegiatan literasi. Guru Besar Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) itu menyampaikan tengah merampungkan autobiografinya dan buku terjemahan Al-Qur’an berbahasa Makassar.
Kembong Daeng yang dikenal sebagai penulis buku Pappilajarang Basa Mangkasak itu mengaku senang karena tulisannya ada yang dijadikan naskah teater dan sudah dipentaskan. Dia mendorong Satupena ikut melestarikan sejarah dan budaya Sulawesi Selatan melalui tulisan yang dibukukan.
Fadli Andi Natsif, Sri Gusty, Maysir Yulanwar, Muh Amir Jaya, dan Yudhistira Sukatanya juga diberi kesempatan berbagi inspirasi literasi. Ada yang bercerita seputar proses kreatifnya dalam menulis, progres karyanya selama menggeluti dunia tulis-menulis, serta pengalaman baru yang diperoleh selama serahun ini. Namun ada juga yang membaca puisi.