Mendengar itu, sang dokter sempat mengarahkan Adam untuk melakukan registrasi administrasi dengan maksud agar bisa ditangani. Namun, ada penyampaian kalau penanganannya hanya seputar ganti perban dan diberi obat lagi.
“Jadi saya bilang mi, kalau seumpamanya alasannya di labuan baji juga begini, jangan mi saya registrasi mendaftar, istirahat di rumah saja,” kesalnya.
Akhirnya Adam memilih pergi. Ia membawa pulang sang adik yang masih dalam keadaan menahan rasa sakit. Dirinya mengaku kecewa, sehingga memilih akan mencari rumah sakit lain yang bisa melayani pasien dengan baik, dan melakukan penanganan sesuai yang diharapkannya.
Dari pengakuan Adam sendiri, keesokan harinya dia datang ke Rumah Sakit Wahidin. Di sana, adiknya langsung mendapatkan penanganan.
Nanah serta darah yang tidak hentinya keluar dari bekas operasi di bagian payudaranya terus dikeluarkan dokter di sana. Kemudian, dibolehkan pulang untuk beristirahat. “Akhirnya adekku bisa tenang-tenangmi saya lihat istirahat tadi,” kata Adam yang dihubungi, Sabtu, 27 Mei, malam.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Labuang Baji yang berulang kali berusaha dikonfirmasi wartawan tidak merespons hingga berita ini diterbitkan. (maj)