Pembangunan infrastruktur di Indonesia merupakan salah satu cara yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk memperluas pembangunan ekonomi yang ada di Indonesia. Namun pembangunan infrastruktur ini bukan hanya mempunyai dampak positif tetapi juga mempunyai dampak negative masih banyak oknum-oknum yang masih tidak terlalu peduli dengan pengertian kelestarian lingkungan demi mementingkan pertumbuhan ekonomi. berdasarkan survei yang ada pembangunan infrastruktur di Indonesia masih sangat minim kesadarannya untuk mempertimbangkan lagi kelestarian lingkungannya. Kerusakan akibat perluasan infrastruktur berakibat pada hutan dan perbukitan, gempa,kebakaran hutan, erosi tanah, dan akan membuat satwa yang ada di hutan bermigrasi ke pemukiman penduduk, dampak lainnya peningkatan Elnino dan Lanina sunggu ekstream yang terjadi beberapa bulan belakangan ini.
Pembangunan infrastruktur lainnya untuk mencapai Visi Indonesia 2045 adalah pemindahan dan pembangunan IKN. Kebutuhan membangun IKN yang berwawasan kebangsaan, keinginan untuk menyeimbangkan pembangunan dari Jawasentris menjadi Indonesiasentris, serta mempercepat pemulihan dan transformasi ekonomi nasional pasca Covid-19. Indonesia harus membangkitkan ekonominya kembali. Akan tetapi, Pembangunan infrastruktur tidak hanya dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, namun juga berdampak Pusat penyelamatan orang utan di samboja sari “sejak muncul wacana pembangunan jalan tol , lalu ibu kota negara, datangla para spukulan tanah ssehingga penjarahan dan penjarahan makain serius’ ‘samboja merupakan tempat rehabilitasi dan konservasi oran utan tidak boleh terlalu banyak persinggungan dengan manusia membuatnya sulit direhabilitasi” ungkap jamartin shite Chief Executive Borneo Orang utan Surival Foundation (BOSF). Ketua Umum DPP HA IPB, Walneg S. menyampaikan bahwa pembangunan fisik IKN Nusantara akan berdampak pada flora dan fauna, banjir, sampah, limbah, hingga sosial, ekonomi dan budaya yang juga harus diperhatikan,”.