Meskipun split bill belum menjadi kebiasaan, namun hal ini bagus diterapkan dengan etika yang tepat (dibicarakan), apakah itu antar teman, rekan kerja, ataupun antara dua orang yang sedang berpacaran. Split bill jelas berbeda dengan pelit. Orang pelit akan menunggu siapa yang akan maju untuk membayar di kasir, orang yang selalu mau ditraktir selalu menunggu untuk dibayarkan. Ini berbeda dengan orang yang memiliki kepekaan yang tinggi, ia akan merasa tidak nyaman jika ada orang tertentu yang selalu dibebankan untuk membayar. Jika ia juga mampu, maka ia akan menawarkan diri untuk membayar, paling tidak membantu mengurangi beban orang tertentu dengan sharing pembayaran.
Split bill bukan berarti orang yang berduit itu pelit atau kita terlalu hitung-hitungan dalam pertemanan, tapi split bill lebih bermakna bahwa kita tidak membebankan pembayaran pada orang tertentu karena yang bersangkutan juga memiliki kebutuhan yang lain untuk dibiayai. Split bill mungkin tidak membuat semua orang happy, terutama mereka yang memang selalu mau ditraktir, tapi split bill jelas tidak membuat orang tertentu dibebankan.
Dewasa ini, pembayaran secara split bill juga semakin canggih karena ini dapat dilakukan secara elektronik, terutama jika tidak membawa cash, misalnya, melalui berbagai jenis aplikasi, seperti Gopay, Genius, Line, bahkan Splitwise yang memang khusus diciptakan untuk membayar secara patungan. Try me!