English English Indonesian Indonesian
oleh

Kisah Inspiratif Fatia, Wanita Pemulung Asal Makassar yang Fasih Bahasa Inggris

Penulis : Ashari Prawira Negara
Jurnalis Harian FAJAR

SEPEDA tua Fatihatul Ma’na membelah kesunyian malam. Suara rantai sepeda terdengar nyaring. Sesekali ia berhenti lalu memunguti sampah plastik yang dijumpainya di jalan.

FAJAR sering menjumpai wanita tangguh tersebut di sekitar Masjid Al-Markas Al Islami. Ia memang memulung hingga subuh. Wanita itu dengan lincah membawa tumpukan karung berisikan plastik di bagian belakang sepedanya.

Orang Makassar menyebutnya payabo-yabo, jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai pemulung. Meski dini hari, ia masih lincah memunguti plastik dan kaleng aluminium. Gelas plastik dan botol bekas juga dipungut.

Acap kali ia dengan sopan meminta bekas minum anak-anak muda yang masih belum terlelap malam itu. Aktivitas itu tiap malam digelutinya selama lima tahun terakhir. Beberapa orang familiar dengan wanita yang akrab disapa Fatia itu. Sangat mudah menandainya, gawai selalu tergantung di lehernya.

Warga di sekitar Masjid Al Markaz bahkan sengaja mengumpulkan botol dan gelas plastiknya untuk diberikan kepada Fatia. Meski sebagai pemulung, Fatia sangat menginspirasi. Dia memiliki bakat menulis. Sudah sembilan buku yang ditulisnya.

Waktu senggangnya ia sisihkan untuk hobi menulis. Uniknya buku-buku yang buat ini ia tulis manual dengan pena, usai aktivitas memulungnya selesai saat memasuki salat Subuh. Bahkan sampulnya dia gambar sendiri, ia jilid sendiri dan bungkus secara manual. “Saya tidak punya laptop jadi saya tidak ketik,” imbuhnya.

Namun dia mengaku aktivitas menulis dan menggambar sampul tersebut itu ia nikmati. Bukunya sebagian besar ia bentuk dari pengalamannya dari diskusi-diskusi panjang dengan orang-orang intelektual, kebanyakan di Masjid Al-Markaz Al Islami.

News Feed