“Ingat, berkebun merica adalah sumber utama perekonomian kami disini. Kebun merica juga lah yang membuat anak-anak muda disini bisa berkuliah, beli motor sendiri, dan bahkan ada yg sudah bisa beli mobil sendiri. Intinya, merica sudah mengubah dan mensejahterakan kehidupan kami,” ungkap Syamsul.
Selain berdampak terhadap ekonomi, Syamsul juga menjelaskan bagaimana dampak lain yang dirasakan masyarakat Loeha Raya ketika aktivitas pertambangan nikel d Blok Tanamalia berjalan.
“Aktivitas pertambangan tidak hanya menggerus sumber perekonomian kami, tapi juga berpotensi memberi dampak pada sumber air kami, sungai, dan danau towuti. Bahkan juga berpotensi menimbulkan bencana seperti daerah-daerah lain yang telah berubah alam dan lingkungannya karena aktivitas pertambangan,” jelasnya.
Sebelumnya, WALHI Sulawesi Selatan juga meminta PT VALE Indonesia untuk menghentikan kegiatan eksplorasi tambang nikel di kebun kebun merica petani. WALHI Sulsel meminta agar CEO PT Vale Indonesia datang ke Desa Loeha dan Ranteangin untuk menggelar Konsultasi Publik bersama petani dan perempuan tanpa melibatkan anggota polri dan TNI. (*)