”Kemarin jengkol ada 1.108 ton, nilainya Rp1,4 triliun lebih. Ini luar biasa sekali dalam mendongkrak pendapatan petani kita. Kami juga kembangkan Porang karena sudah mulai naik, Nanas juga kami ekspor ke Australia, termasuk durian. Ini tugas tambahan kami untuk mengakselerasi hasil pertumbuhan tanaman kita,” bebernya.
Sementara Kepala Cabang PT Pelni Makassar, Muhammad Jabir menegaskan, pihaknya siap untuk melakukan pengetatan dokumen. Bahkan hal itu sudah dilakukan Pelni.
Hanya saja, kerja sama dengan Karantina Pertanian bisa membuat upaya pengetatan lebih maksimal. Sebab, BKKP siap menurunkan personelnya langsung ke lapangan.
”Memang penting untuk kerja sama dengan Balai Karantina Pertanian. Karena sistem penyelundupan sekarang semakin cerdik. Kami juga akan sampaikan, ketika sudah masuk, semua barang harus ada sertifikasi surat resmi BKKP,” terangnya.
Selain itu, Pelni juga bersedia menyiapkan armada angkutan untuk hasil bumi Sulsel. Semua hasil pertanian yang akan diekspor ataupun dilempar ke daerah lain akan diberi fasilitas angkutan.
”Nanti hasil bumi Sulsel bakal dikirm via Pelni. Kami siapkan transportasinya. Selama ini banyak keluhan masyarakat karena harus menunggu kalau lewat swasta. Kalau Pelni kan sudah terjadwal, tidak ada lagi yang menunggu, semua tepat waktu,” terangnya.
Lebih lanjut Jabir mengatakan, mereka segera membuat perjanjian kerja samanya, termasuk kesepakatan biaya. Menurutnya, biaya di Pelni sangat bagus karena mendapat disubsidi, khususnya dalam hal kerja sama angkutan hasil pertanian.