FAJAR, MAKASSAR-Setelah empat hari di Makassar melakukan Bimbingan teknis (Bimtek) terkait Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Komunikasi (SPP-TIK). Perpustakaan Nasional (Perpunas) RI resmi menutup pelatihan tersebut bersama 66 pustawakan Sulsel di Swissbel Hotel Makassar, Kamis 11 Mei.
Kepala Pusat Analisis dan Pengembangan Minat Baca Perpunas RI, Nani Suryani mengatakan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang diberikan bagi para pustawakan di Makassar selama Bimtek, memberikan kebaruan.
Pelaksanaan TPBIS ini unik, yaitu bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki tingkat kebutuhan akan literasi serta potensinya masing-masing. Maka, perpustakaan desa, sebagai wadah pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat di lingkungan terkecilnya, melaksanakan fungsinya sesuai kebutuhan dan potensi masyarakat.
“Jadi nantinya setelah ini para pustawakan di desa ada yang bergerak dengan mengajar baca tulis tambahan bagi siswa yang kesulitan dalam belajar di sekolah, ada yang menyelenggarakan pelatihan komputer level dasar,” ucapnya.
Bahkan kata Dian, adapula yang menyelenggarakan pelatihan memanfaatkan sumber daya alam hingga dikemas secara baik dan siap dijual. Setiap daerah yang unik menyebabkan kegiatan pelibatan masyarakat di perpustakaan, yang bertransformasi pun unik mempunyai ke khasan sesuai ciri khas budaya lokal.
“Kami berharap setelah mengikuti dengan sebaik baiknya pelatihan, sehingga ilmunya bertambah untuk dapat meningkatkan kompetensi,” tuturnya.
Pada akhirnya kata dia, akan menjadi bekal dalam mengimplementasikan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Nani Suryani juga berharap jika ada masukan dari terkait pelaksanaan bimtek kali ini. Agar ada perbaikan penyelenggaraan bimtek di masa yang akan datang. (wis)
