Pendidikan tidak menjadikan seseorang menjadi lebih baik dalam praktik kehidupan sehari-harinya. Dalam banyak kasus yang kita amati, ternyata para pelaku kriminal atau kejahatan tingkat tinggi dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi. Ini berarti bahwa pendidikan ‘hanya’ lewat pembelajaran tanpa dapat mengambil makna yang benar didalamnya. Korupsi dilakukan oleh orang yang bergelar profersorpun sudah tidak lagi ragu-ragu. Ada rektor perguruan tinggi diciduk karena kasus jalur penerimaan calon mahasiswa. Lalu, bagaimana nantinya mahasiswa tersebut ketika lulus? Apa yang mesti ditebusnya dulu? Masuknya saja sudah ‘rusak’, maka prosesnya pasti mengalami kendala. Misalnya mereka yang mendaftar ke fakultas kedokteran lewat jalur kerjasama rektor dan aparatnya. Ketika belajar praktik operasi, seharusnya yang dipotong adalah warna merah, namun karena buta warna, maka yang terpotong warna biru. Akibatnya, pasien bisa mati.
Banyak ditemukan orang cerdik pandai, namun tidak konsisten dalam tindak perilakunya. Rusaknya bangsa ini karena ulah orang yang tidak mempunyai komitmen yang baik untuk negara ini. Dunia pendidikan tinggi pun dicoreng oleh ulah orang yang hanya berburu gelar tanpa bobot. Rela melakukan apa saja demi gelar. Sebuah pertaruhan prestise yang mengabaikan prestasi! *
