Ke depan, lanjut Salengke, bukan hanya benih jagung yang akan dikembangkan tetapi juga padi, sorgum, dan lain-lainnya. ”Yang paling penting, Fakultas Pertanian Unhas telah dan terus akan berkontribusi dalam program ketahanan pangan di Indonesia,” harap Salengke.
Sebelum benih diluncurkan di pasar dan digunakan masyarakat, menurut Prof (R) Muhammad Azrai, benih jagung harus diuji coba dulu sebelum resmi di launching dan didaftarkan, juga terlebih dahulu harus dilakukan percobaan adaptabilitas varietasnya paling tidak di delapan daerah dengan karakteristik lingkungan yang berbeda-beda, bahkan pada percobaan ini juga dilakukan pada tiga elevasi lingkungan dataran rendah, menengah dan tinggi.
Selain itu, lanjut Azrai, dalam masa percobaan juga harus dilakukan pengujian daya tahan terhadap berbagai macam penyakit, kandungan proksimat dan potensi produksi benih komersialnya. Hal ini untuk melihat bagaimana keunggulan suatu varietas jika benihnya telah digunakan oleh petani.
”Proyek pengembangan benih dari varietas unggul ini telah diuji coba di beberapa daerah di Indonesia, diantaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sumatera Utara,” ungkapnya. (edo/*)