English English Indonesian Indonesian
oleh

Protein

“You are what you eat”. Demikian gambaran manusia tentang apa yang dia makan seperti itulah dirinya. Jika kita terbiasa makan makanan bergizi, dan halal maka tubuh kita pun akan sehat wal afiat (sehat rohaninya). Sebaliknya jika sering makan makanan secara sembarang, tidak bergizi dan berlebihan, maka akan mudah terserang penyakit dan masalah gizi lainnya. Apa yang kita konsumsi dan terserap dalam tubuh sangatlah mempengaruhi kehidupan, terutama lagi terhadap kesehatan kita.

Nutrisi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh sangat menentukan komposisi membran sel, sumsum tulang, darah dan hormon serta komponen tubuh lainnya. Dalam aktivitas kita sehari-hari, manusia bisa kehilangan sekitar 300 miliar sel dalam hitungan menit setiap hari hingga usia tua dan sel-sel tersebut harus diganti. Makanan merupakan sumber utama yang dapat menggantikan sel-sel tubuh yang hilang setiap harinya. Tubuh seseorang secara harfiah dihasilkan dari makanan dan minuman yang ia konsumsi.
Di hari Gizi Nasional yang ke-63 yang diperingati setiap 25 Januari kembali kita disadarkan, betapa makanan sangat mempengaruhi kualitas hidup suatu bangsa.

Ungkapan “kamu adalah apa yang kamu makan” di atas jelas menggambarkan kondisi anak yang mengalami stunting. Sebagaimana diketahui stunting terjadi pada anak disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Selain itu masalah stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan, melainkan pada tingkat kecerdasan dan daya saing generasi penerus bangsa di masa depan.

Dengan tema, “Protein Hewani Cegah Stunting”, masyarakat diingatkan kembali untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dan perkaya protein hewani. Selama ini dalam pemberian asupan makanan, peranan protein kurang diperhatikan. Entah karena alasan pangan protein atau karena penyajiannya yang kurang menarik. Padahal kita tahu protein merupakan zat pembangun yang penting dalam siklus kehidupan manusia. selain itu protein juga dapat mengganti dan memelihara sel tubuh yang rusak.

Mengutip dari Organisation of Economic Cooperation and Development (OECD), konsumsi daging di Indonesia masih di bawah rata-rata dunia pada tahun 2021 . Konsumsi daging ayam Indonesia tercatat rata-rata sebesar 8,1 kg per kapita (2021), sedangkan rata-rata dunia 14,9 kg per kapita. Sementara itu daging sapi, rata-rata hanya dikonsumsi masyarakat Indonesia 2,2 kg per kapita, sedangkan rata-rata dunia 6,4 kg per kapita.

Para pakar Gizi menyebutkan protein hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Sebuah studi yang dilakukan Headey et.al (2018) menyatakan bahwa, ada bukti kuat hubungan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita 6-23 bulan, seperti susu/produk olahannya, daging/ikan dan telur. Penelitian ini juga membuktikan, konsumsi pangan yang berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis, lebih menguntungkan daripada konsumsi satu jenis pangan hewani. Kesimpulan mereka, protein hewani penting dalam penurunan stunting.

Saatnya bagi ibu muda yang punya anak Baduta (Bawah dua tahun) memperhatikan asupan protein, bukan hanya dari hewan juga dari nabati untuk mencegah anak mereka dari stunting. “Maka hendaklah manusia memperhatikan makananya.” (QS. Abasa, 24). Wallahu a’lam

News Feed