FAJAR, MAKASSAR -Pengurus Wilayah IKA Unhas Sulawesi Selatan akan mendorong organisasi tersebut menjadi sebuah Bank ide. Itu dimaksudkan agar ke depannya, setiap pemerintah kabupaten/kota di Sulsel menjadikan ide IKA Unhas Sulsel sebagai referensi utama membangun daerah.
Ketua Umum PW IKA Unhas Sulsel Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, rencana tersebut sebagai implementasi untuk menegaskan titel Unhas sebagai salah satu dari sepuluh besar universitas terbaik di Indonesia. Setiap alumni memiliki kapasitas yang memadai, untuk menggagas ide inisiatif.
“Intinya adalah membangun Sulawesi Selatan itu adalah membangun daerah-daerah. Itu biasanya melihat daerahnya sendiri,” ujar Danny.
Konektivitas antar daerah hampir tidak terlihat karena fokus pada daerah masing-masing. IKA Sulsel bisa hadir sebagai kohesivitas untuk membangun ide bersama.
“Makanya di rakor nanti, ide itu hadir baik dari top down, maupun bottom up,” tambah Danny.
Bank ide tersebut akan menampung seluruh pikiran dan rancangan dari setiap anggota IKA. Dalam perjalanan kurasinya, yang tidak berada dalam rancangan prioritas akan dialihkan menjadi jalur ide yang baru.
“Sehingga tidak ada satupun ide yang ditolak. (Suatu saat) akan dipakai, iya, ide itu penting,” tandas Danny.
Salah satu rencana prioritas IKA Unhas adalah geospasial pembuatan peta tiga dimensi. Itu untuk langkah mitigasi bencana, pemanfaatan potensi ekonomi, hingga wisata.
“Kalau berpikir spasial itu keunggulan sekarang di dunia. Kenapa orang Australia, Amerika lebih maju dari kita, dia berpikir spasial. Kita tidak berpikir dari apa yang kita lihat, kira berpikir spasial,” ulas Danny.
Peta tiga dimensi itu saat ini sedang dirancang Danny bersama para ahli foto satelit terbaru dan paling ahli di Indonesia. Mereka merupakan partner yang sudah lama berkolaborasi dengan Danny semenjak menjadi konsultan kementerian.
“Seperti sekarang banjir, in harus ada pemikiran dari IKA Unhas yang spasial. Tidak hanya soal mitigasi, bagaimana nanti mitigasinya, oh kalau daerah ini harus seperti ini, ada petanya,” tukas Danny.
Ketua Harian IKA Unhas Harun Ar Rasyid mengungkapkan, IKA Unhas Sulsel juga memiliki Badan Otonom (Batom). Berbeda dengan kepengurusan struktural, Batom lebih mengarah pada bagaimana IKA bisa produktif.
“Jadi kayak BUMN-nya dia. Dia lebih banyak pada kerja-kerja langsung. Ini yang perlu sering didiskusikan, karena hal yang baru,” ujarnya.
IKA Unhas Sulsel juga ke depannya akan bekerja berdasarkan kluster. Kluster pegunungan akan berbeda rancangan kerja dan langkah mitigasi bencana dengan daerah pesisir.
“Ada kluster Lompo battang, ada kluster Latimojong. Pesisir dan pegunungan. Kenapa harus ada itu, contohnya bencana yang ada di pegunungan dan perairan beda penanganannya,” ungkapnya. (uca)