English English Indonesian Indonesian
oleh

PT Vale Indonesia Wujudkan Target Nol Emisi Karbon

FAJAR, MAKASSAR – Kendaraan listrik makin populer. Sudah dibicarakan di mana-mana. Namun di balik itu, masih ada yang ragu dengan berbagai alasan.

Seperti kisah Ansarullah (45 tahun). Sebelum memiliki kendaraan listrik, pria asal Makassar itu mengaku ragu-ragu membeli kendaraan listrik. Keraguan paling utama adalah terkait suku cadang baterai. Jika komponen utama kendaraan listrik itu rusak, di mana ia mendapatkan cadangan baterai.

Alasan kedua, terkait keberadaan tempat pengisian daya listrik. Masyarakat tadinya dengan mudah mengisi BBM di SPBU, hanya 5 hingga 10 menit sudah terisi puluhan liter Pertalite atau Pertamax. Tapi dengan mobil listrik, Ansarullah berpikir ketika perjalanan jauh. Harus mencari dulu charging station.

“Itu yang membuat mikir dua kali untuk beli mobil listrik,” ujarnya.

“Dua bulan saya survei dulu untuk memutuskan membeli mobil listrik,” sambung Ansarullah, saat ditemui Kamis, 1 Desember.

Di tengah keraguannya itu, ia terus melakukan pencarian terkait mobil listrik di internet. Lalu suatu hari ini membaca berita terkait rencana besar PT Vale Indonesia, Tbk (INCO) membangun pabrik peleburan nikel berteknologi High-Presaure Acid Leach (HPAL). Pabrik ini nantinya menghasilkan Mix Hydroxide Precipitate (MHP) yang menjadi bahan utama membuat baterai kendaraan listrik.

PT Vale Indonesia sudah ada kesepakatan dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) China untuk produksi baterai. Selain itu, perusahaan dengan kode emiten INCO itu juga sudah teken kerja sama dengan Ford Motor Co. Mereka yang akan produksi baterainya, PT Vale yang mensuplai bahan bakunya.

News Feed