“Saya mulai yakin di situ, ini rencana besar mobil listrik ke depan,” tutur Ansarullah dengan nada penuh semangat.
Ayah tiga anak itu juga yakin setelah pemerintah berkomitmen membawa Indonesia bebas karbon pada 2060. Dia juga setuju jika lingkungan bersih tanpa polusi dari asap knalpot. Jika dunia ini bersih karbon, paling tidak generasi penerus ke depan akan menikmatinya.
“Kita harus dukung bersama rencana besar ini, itu bentuk kontribusi kita untuk diwarisi ke anak cucu kita ke depan,” tuturnya.
Pelopor Kendaraan Listrik
Bukan tak mungkin 10 tahun ke depan Indonesia jadi pemain utama industri otomotif berbasis listrik. Bahan bakunya lengkap, baja, karet untuk ban, dan komponen baterai semuanya ada di negeri kita. Apalagi PT Vale berkomitmen memproduksi 120 ribu metrik ton kandungan nikel per tahun.
Sebelum kendaraan listrik berkembang pesat, PT Vale Indonesia, Tbk sudah lebih dahulu menggunakan kendaraan listrik dalam operasional perusahaan. Jika Indonesia menargetkan nol emisi pada 2060, perusahaan tambang nikel berbasis di Luwu Timur itu selangkah lebih maju.
Targetnya 2050 mendatang, seluruh kendaraan operasional di area pertambangan nol emisi karbon. Makanya, saat ini beberapa kendaraan di area pertambangan PT Vale Indonesia sudah menggunakan truk listrik.
Untuk kendaraan operasional karyawan, perseroan juga telah meluncurkan dan mengoperasikan bus listrik pada Februari lalu. “Kita punya target di Sorowako, emisi reduction fase 1 dan 2 tahun 2030, kemudian nol emisi karbon di tahun 2050,” ungkap CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy.
