Masa depan dunia transportasi adalah kendaraan listrik. Kendaraan listrik bisa eksis dengan baterai. Dan baterai bisa dibuat jika ada bahan yang dikenal sebagai: High Pressure Acid Leaching (HPAL). Dan pabrik terbesar HPAL di dunia itu, ternyata nanti ada di kawasan industri nikel Blok Pomalaa, di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan — Minggu kemarin menghadiri acara seremonial Ground Breaking pabrik kerja sama PT Vale dengan perusahaan asal Cina: Zheijiang Huayou Cobalt Company. Mereka akan memanfaatkan blok Pomalaa yang menurut berita media luasnya sekitar 20 hektare. Blok ini akan terbagi tiga area: area tambang, smelter/pabrik pemgeloaan nikel dan pelabuhan. Menurut Luhut, pabrik HPAL ini adalah satu ekosistem yang sangat penting buat Indonesia. Dalam pidatonya, Luhur menyatakan amat optimis dengan langkah dan gebrakan PT Vale. Ia setuju dengan proyek kerja sama Vale dan Huayou Cobalt karena ia mengenal sang chairman. Menurut Luhut, ia dan Chairman Chen pernah bersama ke Jerman untuk negoisasi dengan BMW dan VW. Huayou dibutuhkan karena teknologinya yang bagus. Maka kerja sama Vale dan Huayou adalah pilihan yang tepat.
**
Meski Pomalaa akan jadi bagian penting dunia, namun kita mengapresiasi bahwa sejak dini, pengelolaan lingkungan menjadi perhatian dari Menko Kemaritiman dan Investasi. Tak hanya PT Vale — sudah begitu banyak perusahaan di bidang tambang hingga smelter sudah beroperasi. Keluhan atas pengelolaan lingkungan juga mulai bermunculan. Pengelolaan lingkungan yang asal-asalan telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan terjadinya ‘malapetaka’ alam yang merugikan masyarakat luas. Kisah tentang banjir yang disebabkan karena kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan dan pemgelolaan hutan yang ugal-ugalan sudah dikeluhkan para aktivis pemerhati lingkungan.
Kita membaca pernyataan Menko Luhut bahwa ia akan mengadakan rapat pekan depan membahas perihal penataan lingkungan di industri pertambangan. Sebagaimana yang dituliskan media, Luhut menyatakan PT Vale Indonesia Tbk bisa dijadikan role model perusahaan yang sudah menjaga lingkungan dengan amat baik. Mengapa Luhut dengan cepat menyebut PT Vale sebagai role model? Ternyata Menko Luhut terkejut dengan kunjungannya ke danau yang ada di Sorowako. “Saya tadi pagi pergi ke danau. Airnya jernih luar biasa, jauh lebih jernih dari Danau Toba. Kalau tidak karena dipelihara oleh Vale Indonesia, tidak akan seperti itu,” ucap Luhut.
**
Sudah seharusnya — pengelolaan tambang harus dilakukan berbarengan dengan sistem pengelolaan lingkungan yang baik oleh masing-masing petambang. Sistem yang baik harus diterapkan oleh industri pertambangan demi mempertahankan keberlanjutan lingkungan. Karena itulah, persoalan ini perlu dibahas lebih mendalam, apalagi aspek ini sering kali luput dalam aktivitas industri pertambangan.
Luhut tampaknya — yang sudah melihat banyak lokasi tambang — cukup terkesan dengan apa yang dilakukan PT Vale. Ia akan menjadikan PT Vale sebagai role model dalam menyusun kriteria yang harus dipenuhi pengelola kawasan tambang dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dan ia akan meminta agar para penegak hukum untuk nantinya bisa melakukan pengawasan atas kriteria yang nanti akan dibuat. Kita sepakat, bahwa kawasan Sulawesi dan sekitarnya akan menjadi bagian penting dunia. Namun kita juga harus mengingatkan, agar kawasan ini tidak menjadi bagian dari kawasan lingkungan yang paling rusak. ***