Sabtu sore hingga malam hari — aksi mahasiswa sudah dimulai di beberapa tempat. Aksi bakar ban dan tutup jalan menimbulkan kemacetan di beberapa sudut kota. Setidaknya di kota Makassar. Aksi dilakukan — setelah Pemerintah dalam hal ini Presiden RI Jokowi dengan resmi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM jenis Pertalite dan Solar Subsidi. Kenaikan harga Pertalite dari yang saat ini hanya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, sementara harga Solar Subsidi menjadi Rp6.800 per liter dari yang saat ini hanya Rp5.150 per liter.
Tak hanya Pertalite dan Solar Subsidi, harga BBM Pertamax juga mengalami kenaikan dari saat ini Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Presiden Jokowi dalam konferensi persnya di Istana Negara mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk meilindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Menurut Presiden, Ia sebetulnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompnesasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,24 triliun.
**
Ada lagu berjudul ‘September Ceria’, tapi itu tidak lagi untuk September 2022 ini. Apalagi seusai pengumuman Presiden Jokowi soal kenaikan harga BBM, para buruh dan mahasiswa mengumumkan akan melakukan aksi besar-besaran di berbagai kota. Maka tentu para pengendara setidaknya bersiap mengalami kemacetan dan ‘membuang’ percuma BBM mereka yang sudah dibeli dengan harga yang lebih mahal.
Mulai hari ini, tentu berbagai aksi mahasiwa sudah akan dimulai di berbagai kota, di berbagai kampus dan di berbagai jalanan. Kelompok buruh dan pekerja sendiri sudah mengumumkan akan melakukan aksi demo besar-besaran pada 6 September 2022. Partai Buruh dan organisasi serikat buruh menegaskan penolakannya terhadap kenaikan harga BBM. Aksi di Jakarta, akan dipusatkan di gedung DPR RI untuk meminta pimpinan DPR RI memanggil Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, dan para menteri yang terkait dengan kebijakan perekonomian.
Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan ada beberapa alasan mengapa pihaknya menolak kenaikan harga BBM dan akan gelar demo besar-besaran BBM naik pada 6 September 2022. Pertama, kenaikan BBM itu akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30 persen dan akan turun lagi menjadi 50 persen. Alasan kedua, buruh menolak harga BBM naik karena dilakukan di tengah turunnya harga minyak dunia. Terkesan, menurut Said Iqbal, pemerintah hanya mencari untung di tengah kesulitan rakyat.
Selain buruh dan mahasiswa, sejumlah kalangan partai politik juga menyatakan keberatan mereka dengan pengumuman pemerintah. Partai Demokrat mendesak kenaikan harga BBM dibatalkan segara karena membuat rakyat menderita. Demokrat ingin pemerintah membatalkan harga BBM yang sudah naik. Selain itu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu juga menuliskan surat terbuka kepada Presiden Jokowi berisi penolakan harga BBM naik.
Syaikhu menilai kenaikan harga BBM dapat berdampak langsung pada masyarakat, khususnya yang miskin. “Menurut pandangan PKS, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi tidak tepat untuk diambil. Kebijakan tersebut menunjukkan pemerintah tidak berempati dengan kondisi masyarakat yang masih dalam kesulitan ekonomi pascapandemi,” tulis Ahmad Syaikhu di surat terbukanya ke Presiden Jokowi.
**
Maka setidaknya seminggu ke depan, setelah kita disibuki mendengar perdebatan soal rencana kenaikan BBM, maka mulai hari ini kita akan dipenuhi dengan narasi kecaman atas kenaikan BBM dan mungkin juga ‘upaya membela’ apa yang sudah dilakukan pemerintah terkait harga BBM. Namun yang pasti, harga-harga mulai merangkak naik ke atas. Meninggalkan aksi unjuk rasa yang berlangsung di jalan-jalan. Untuk seminggu ke depan ini — setidaknya — tak ada lagi keceriaan di bulan September.***