MAKASSAR, FAJAR — Wakil Ketua Bidang Logistik dan Transportasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulsel Syaifuddin Syahrudi menuturkan kenaikan BBM pasti akan memberikan dampak pada sektor biaya produksi. Implikasinya, harga kebutuhan naik.
“Tetapi, itu tidak langsung dilakukan karena kita masih punya nurani bahwa ini menjadi beban masyarakat,” papar Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulsel ini dilansir koran FAJAR edisi Rabu, 31 Agustus 2022.
BBM subsidi termasuk penopang transportasi dan bahkan menjadi urat nadi sektor logistik. Salah satu yang bisa menggunakan BBM subsidi adalah transportasi logistik.
“Minggu ini sudah mulai antre lagi sampai lima jam khusus untuk pangangkut logistik darat saja agar bisa mendapatkan Solar,” katanya.
Jika dilihat dari sektor industri, sebenarnya sudah lama mengalami kenaikan. Makanya terjadi kenaikan beberapa kebutuhan pokok.
“Sebab mereka menggunakan BBM industri dalam produksinya sedangkan itu sudah naik menjadi Rp20 ribu,” bebernya.
Pengusaha angkutan logistik sebenaranya gampang saja menghadapi dampak kenaikan BBM. Cukup menaikkan harga, masalah tertutupi. Hanya saja, masyarakat bawah yang akan menjadi korban.
“Yang menjadi korban terbesar di sini adalah masyarakat,” ujar Ipo, sapaan akrabnya. (sae-bus)
SELENGKAPNYA BACA KORAN FAJAR EDISI RABU, 31 AGUSTUS 2022