Oleh karena itu, harus ada upaya-upaya yang harus dilakukan dalam bentuk edukasi seperti halnya osmb atau kegiatan-kegiatan yang merupakan tiga kegiatan utama dalam setiap semester yaitu distance learning skill workshop, assignment workshop, dan exam clinic yang bisa disisipkan terutama pada generasi muda.
Selanjutnya, ia berpesan bahwa sebagai insan yang di tengah masyarakat harus senantiasa selalu menjaga dimulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga kecil kita, jangan sampai anak-anak kita atau orang-orang yang kita cintai terjerumus dalam narkoba.
Selain itu, ia juga menyampaikan, UT telah menjajaki dalam rangka mengantisipasi penurunan secara terus menerus mahasiswa di FKIP. Upayanya dengan dua kali bertemu dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidinkan, Iwan Syahril tentang keterlibatan UT dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Program ini sangat penting karena ini merupakan license untuk menjadi seorang guru. Selama ini UT tidak pernah terlibat dalam program PPG dikarenakan program ini dikuasai oleh beberapa perguruan tinggi universitas mantan IKIP,” katanya.
Meskipun demikian, Ojat menyampaikan, UT bisa lebih strategis dan lebih memadai dalam program-program yang sedang dilakukan seperti program PPG.
“Ketika program PPG ditangani oleh konvensial tidak akan selesai dalam kurun waktu puluhan tahun bahkan ratusan tahun, dengan UT bisa di akselerasi tanpa mengorbankan kualitas,” tuturnya.
Program ini penting mengingat, sekitar 600 ribu guru yang belum mendapatkan sertifikat sebagai guru. “Dan UT bisa berkiprah di sini. Dengan program tersebut diharapkan dapat membantu dalam rangka mendukung target UT yang diberikan pemerintah sangat tinggi yaitu pada tahun ini bagaimana bisa mencapai 500 ribu jumlah mahasiswa dan naik terus secara bertahap sampai 1 juta mahasiswa,” ungkapnya. (*/)