Usai bulan puasa yang mengajari kita hemat dalam mengonsumsi makanan mestinya kita sudah menjadi muslim hemat. Hemat berbelanja dan hemat ketika makan adalah ajaran puasa yang membentuk pribadi sederhana. Ketika Al-Qurβan mengingatkan kita dalam ayatnya, βHendaklah manusia memperhatikan makanannyaβ (QS. Abasa, 24) begitu dalam makna yang dikandungnya.
Jika ayat ini dikaitkan dengan kesehatan, kita dianjurkan memperhatikan, bahwa apa yang kita makan akan memberi pengaruh yang luar biasa pada tubuh. Dalam hal ini kita harus mewaspadai kondisi pola makanan kita. Efek ke kanan, jika konsumsi berlebihan akan menimbulkan banyak penyakit bisa muncul seperti sindroma metabolik. Sebaliknya, efek ke kiri, jika kekurangan makanan, pengaruhnya juga tidak bagus pada tubuh karena kekurangan energi protein.
Berlebihan mengonsumsi makanan (over nutrition) menyebabkan lambung membesar melebihi ukuran normalnya dan bekerja lebih keras dari biasanya untuk mencerna makanan, serta dapat menekan organ-organ lain, dampaknya perut terasa tidak nyaman. Efek lain pankreas dan usus menghasilkan lebih banyak enzim pencernaan untuk membantu proses ini. Dinding lambung juga memproduksi lebih banyak asam klorida (HCl).
Risiko lain asam lambung dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan panas atau rasa tidak nyaman di ulu hati. Efek jangka panjangnya menimbulkan risiko penyakit degenerative seperti DM Hipertensi, Jantung dsb. Sebaliknya kekurangan makanan (under nutrition), hingga mengonsumsi apa adanya juga berdampak tidak baik. Apalagi jika memang tidak ada yang bisa dimakan, seperti kasus gizi kurang hingga gizi buruk karena kekurangan asupan gizi.