MALILI, FAJAR — PT Vale Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih 67,6 juta dolar AS pada kuartal pertama 2022. Perolehan laba tersebut tumbuh hingga 100,77 persen secara year on year (yoy).
Perusahaan tambang itu juga mencatatkan pendapatan 235,08 juta dolar AS atau tumbuh 13,8 persen dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama di tahun lalu yang senilai 206,6 juta dolar AS.
Kenaikan laba tersebut diperoleh setelah harga nikel dunia ikut terkerek naik. Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte adalah 17.432 dolar AS per ton. Harga tersebut naik 13 persen dari harga akhir tahun 2021 lalu sebesar 15.372 dolar AS per ton.
CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy menyampaikan, hingga Maret 2022 volume produksi nikel dalam matte sebanyak 13.827 metrik ton. Produksi tersebut turun 9,02 persen (yoy) dari sebelumnya sebanyak 15.198 metrik ton. Adapun penjualan nikel matte sebanyak 13.486 metrik ton turun 6,87 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 14.847 metrik ton.
“Volume produksi lebih rendah karena sedang dalam proses pembangunan kembali tanur listrik 4,” sebut Febriany.
Hingga kuartal pertama 2022, Vale sudah merealisasikan belanja modal hingga 42,3 juta dolar AS. Selain itu, sepanjang tiga bulan pertama 2022, Vale turut mencatatkan EBITDA sebesar 116,2 juta dolar AS.
Vale Indonesia juga membukukan kas dan setara kas pada 31 Maret 2022 sebesar 518,0 juta dolar AS. Kas tersebut lebih tinggi dari pencapaian 31 Desember 2021 yang senilai 508,3 juta dolar AS.