English English Indonesian Indonesian
oleh

Mali Afrika, Warga Mayoritas Muslim dan Mudah Temukan Masjid

MALI, FAJAR-Perantau asal Sulsel, Irwan masih harus merasakan suasana Ramadan atau berpuasa di di Mali Afrika.

Tahun ini ia sudah memasuki tahun kesembilan di Mali, Afrika. Sudah tiga tahun berturut-turut ia tak merayakan ramadan di Indonesia sejak 2020.

Kendati demikian, Irwan telah mempersiapkan diri untuk melalui Ramadan tahun ini di Mali. Irwan bercerita jika di Afrika kasus Covid-19 masih sangat dijaga, sehingga tempat-tempat keramaian masih dipantau.

Ramadan tahun ini, masih sama seperti tahun lalu. Belum diperbolehkan melakukan buka puasa bersama di Masjid atau lokasi yang biasa umat Muslim di Mali melakukan ngabuburit.

“Biasa itu kami umat muslim, sambil menunggu beduk Magrib, ngabuburit di lapangan Mali. Atau sekadar jalan-jalan di kota Timbuktu yang merupakan kota yang banyak menjajakan makanan,” ucapnya.

Jarak Timbuktu ke tempatnya sekitar 1 Kilometer, ini dari main gate access stasuin utama Mali. Cukup dekat dengan perusahaan tambang emas bawah tanah tempat Irwan bekerja.

Pria kelahiran Makassar, 4 November 1973 ini mengaku, tidak banyak yang ia persiapkan untuk ramadan. Sekadar mempersiapkan diri dan niat baginya sudah cukup.

Ramadan kali ini ia sudah berbelanja di pusat kota yang ada di Mali Afrika. Ia mengstok beberapa bahan makanan untuk seminggu ke depan.

Apalagi, pasar atau swalayan di Mali, harus menempuh jarak lumayan. Di pasar itu untuk mencari sayur-sayuran atau daging-dagingan.

Sementara untuk salatnya di bulan Ramadan, kata Irwan, di Mali karena mayoritas Islam, maka tak sulit mencari Masjid. Ada beberapa masjid yang sudah di persiapkan untuk melakukan ibadah salat tarawih.

News Feed