Dr. H. Muhammadong, M. Ag
Dosen Kajian Keislaman Universitas Negeri Makassar
Alhamdulillah rabbil aalamin wasshalatu wassalumu Alaa rasulillah wa ala Alihi wasahbuhi ajmain. Wa ba’du. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 183:
ياايها الذين امنوا كتب عليهم الصيام كما كتب علي الذين من قبلكم لعلكم تتقون.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
Bulan Ramadan bukan sekadar menahan makan dan minum. Akan tetapi, penting menjalin persaudaraan. Saat pandemi sekarang ini sangat dibutuhkan silaturahmi yang kuat agar kita bisa terbebas dari masalah.
Rasa persaudaraan antarmanusia harus lebih kuat dari biasanya tanpa melihat suku, ras, dan agama agar kita bisa menjadi motivator dan pelopor kebaikan. Salah satu esensi dari puasa adalah agar manusia dapat berbagi kepada sesamanya.
Kehadiran Ramadan di tengah pandemi ini dapat menyadarkan kita bahwa manusia bukanlah siapa-siapa. Pertolongan datangnya hanya dari Allah SWT semata, hak mutlak bagi Allah memberi dan berhak mengambil kembali pemberiannya.
Kewajiban puasa yang menjadi syariat Islam merupakan wahana menuju pembentukan kepribadian bertakwa. Maka orientasi sebenarnya yang menjadi barometer keberhasilan puasa adalah metamorfosis abadi diri menjadi lebih bertakwa kepada Allah SWT.
Puasa menjadi jalan kesunyian menuju kedekatan kepada sang Khaliq. Dengan puasa, dorongan materialistik dan ragawi kita direduksi sedemikian rupa agar hati kembali menjadi lembut, sensitif, dan mudah merasakan empati kepada sesama.