“Tidak ada betul saya rasa kalau ambil tas Aco (sapaan Saparuddin),” ungkap Sumiharja usai melakukan reka ulang. Namun, Sumiharja tidak ingin menuduh Jamal. Dia mempercayakan polisi untuk mengungkap siapa pelakunya. “Kami percaya polisi bisa ungkap kasus ini. Kehilangan ini sudah saya laporkan ke Polisi Kawasan Paotere. Semoga pelakunya tertangkap. Bukan uang sedikit kasihan. Itu ji terus di putar-putar. Pakai beli bahan bakar, pakai beli makan dan menggaji ABK,” tuturnya.
Sumiharja mengaku baru sadar kehilangan tas berisi uang Rp17 juta, ketika Aco datang membawa nasi bungkus. “Aco tanya sudah bayar es. Jadi saya cari tas. Ternyata sudah tidak ada. Saya periksa se isi kapal tidak ada. Saya kecurian ternyata. Semoga polisi segera ungkap kasus ini,” imbuhnya.
Kapolsek Kawasan Paotere IPDA Hasrul, mengatakan, laporan korban (Sumiharja) sudah diterima. Sejumlah saksi sudah dimintai keterangannya.
“Beberapa saksi sudah kita mintai keterangannya. Kita masih terus melakukan penyelidikan. Semoga kasus ini bisa cepat terungkap. Petugas juga masih kumpulkan petunjuk-petunjuk untuk mengungkap siapa pelakunya,” kata Hasrul saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 16 Maret.
Hasrul bilang, kamera CCTV perlu diadakan di kawasan Paotere. Hanya saja, Pelindo sebagai pengelola belum merespon permintaan.
“Kamera CCTV depan Polsek itu pakai dana pribadi. Yang di menara masjid milik Pelindo rusak. Padahal beberapa titik harus ada kamera CCTV,” ungkapnya. Meski rekaman CCTV terbatas lanjutnya, kasus pencurian yang dialami Sumiharja dipastikan akan diungkap. “Kami sudah ungkap beberapa kasus pencurian. Jadi insyaallah, kasus ini bisa diungkap,” imbuhnya. (ans/rdi)