Pemilih Mencari Sosok yang Mampu Kendalikan Harga Rumah
SEOUL-Korea Selatan (Korsel) akan menggelar pemilu presiden (pilpres) pada 9 Maret 2022. Ada 14 calon presiden (capres) yang akan bertarung. Masa kampanye pun telah dimulai.
Sebagaimana dilansir dari Reuters dan kantor berita Yonhap yang dirilis FAJAR dari DetikNews, Kamis 17 Desember 2022, pilpres Korsel tahun ini diprediksi menjadi pertarungan politik paling ketat dalam 20 tahun terakhir antara dua partai politik utama di negara tersebut, Partai Demokratik yang kini berkuasa dan Partai Kekuatan Rakyat yang menjadi oposisi utama.
Presiden Korsel, Moon Jae-In, tidak bisa mencalonkan diri untuk periode kedua setelah mengakhiri masa jabatannya tahun ini. Konstitusi Korsel diketahui mengatur seorang presiden hanya terbatas pada satu periode dengan masa jabatan selama lima tahun.
Jajak pendapat menyebutkan para pemilih mencari sosok presiden yang bisa membersihkan politik terpolarisasi dan korupsi serta mengatasi harga rumah yang tak terkendali. Masalah itu harga rumah disebut memperdalam kesenjangan di Korsel yang merupakan perekonomian terbesar keempat di Asia ini.
Membatasi uji coba senjata Korea Utara (Korut) dan melanjutkan perundingan akan menjadi nilai tambah, namun diketahui juga uji coba rudal Korut yang dilakukan beberapa kali sepanjang Januari tidak lantas menjadikan kebijakan luar negeri sebagai isu utama dalam pilpres 9 Maret mendatang.
Isu-isu utama yang disebutkan dalam jajak pendapat telah ditandai oleh serentetan skandal dan kontroversi kecil. Mulai dari dugaan penyalahgunaan kekuasaan hingga perdebatan soal hubungan antara salah satu capres dengan seorang dukun dan ahli akupunktur anal.