“Adalah sedikit ilmu hukumnya dimasukkan,” ujar alumni Universitas Bosowa ibu sambil tertawa.
Awalnya, Ibrahim sempat diragukan beberapa kerabat. Proses pembuatan pesawatnya sempat tersendat di pertengahan 2021. Keraguan itu juga sempat membuat hatinya ciut. Ditambah lagi biaya yang membengkak membuat dirinya harus mempertimbangkan antara mewujudkan mimpi dan keluarga.
Namun, seketika dia kembali mengigat perkataan dosennya sejak dahulu yang mengatakan, “Percuma sarjana kalau tidak ada karya, jangan bikin malu kampus.”
Kata-kata itu kembali membuat Ibrahim semangat. Diambilnya perkakas, melanjutkan merakit pesawat.
Pada akhirnya, pesawat yang diimpikan selesai di akhir Desember 2021. Saat itu, Ibrahim seketika berlinang air mata. Membuat karya yang telah diimpikannya sejak dahulu.
“Alhamdulillah, terharu, Pak. Saya tidak menyangka saya buat karya seperti ini,” ucapnya.
Hingga saat ini, pesawat rakitannya masih terparkir di kolong rumah. Menunggu persetujuan Pemerintah Kabupaten Enrekang untuk menggunakan kebun raya Enrekang sebagai landasan pacu.
“Kalau menyala kencang. Cuma kalau terbang perdana kita butuh jalur landasan yang panjang. Kita sudah meminta izin, semoga dalam waktu dekat,” bebernya Ibrahim.
Ibrahim pun berpesan kepada kaula muda agar selalu berusaha menggapai mimpinya. Menurut dia, tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki keinginan besar.
“Masa saya petani bisa, anak muda yang lain tidak bisa,” kata dia.(Rachmat Ariadi)